FORMULASI KRIM ANTI-AGING DARI EKSTRAK EKSTRAK ETANOL KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus Roxb. Non-L.)

Authors

  • Siti Nurbaya Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Nettietalia Br Brahmana Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Alfian Rejekinta Munthe Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Novalina Pangaribuan Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia

Keywords:

Anti-aging, Cream, Mung Beans

Abstract

Background: green beans are one type of peanut that are widely consumed by communities as functional. The green nut contains a secondary metabolic compound, among them flavonoid, saponin, steroid/triterpenoid, and tannin, which are potent antioxidants.
Research goals: for this study, there is an introduction to the new anti-aging activity in green beans ethanol (Phaseolus radiatus Roxb. non-L..).
Research methods: this research method USES experimental methods with 5% concentration, 10%, and 15%. Then compared to the availability in the market and blanks. Some tests have been made against availability, including physical qualities of ready cream including homosexual, existing stability observations, pH, viscosity tests of volunteers, and anti-aging activities of volunteers. Results: the results from the study are the result of a stable cream test at room temperature for four weeks. Organoleptic results in Blanko’s formula and control formulas have not undergone any discoloration, changes in smell and phase separation after four-week long storage of ph cream meet good requirements in skin ph, no side effects of irritation and availability of green bean extract cream (Phaseolus radiatus Roxb. Non-L.) can demonstrate anti-aging effectiveness at 15% concentration. Conclusion: research suggests that supple green bean extract cream has an anti-aging activity.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aramo. 2012. SkinandHairDiagnosisSystem. Sungnam: Aram Huvis Korea Ltd. Hal. 1-10

Ardhie, M.A. (2011). RadikalBebas dan Peran Antioksidan dalam Mencegah Penuaan. MEDICINUS. 24(1): 5-9.

Astawan, Made. 2009. Panduan Karbohidrat Terlengkap. Jakarta: PT GramediaPustaka.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materi Medika. Jilid IV. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan

Departemen Kesehatan RI 1989, Materi Medika Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Ditjen POM RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 57, 378, 649, 659.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 6.

Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan I. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Ellis, Lioni, H. 2010. Berpacu Melawan Usia. Editor: Benedict Rini W. Penerbit: C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta. Hal. 5, 6, 7.

Endarini, L. H. 2016. Farmakognosi dan Fitokimia. Pusat Pendidikan SDM Kesehatan. Jakarta. 215 hal.

Fauzi, dan Nurmalina. (2012). Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: PT Elex Media Kumpotindo. Hal. 60, 171-173.

Harborne, J., 1997, Metode Fitokimia : Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Ed. 2, ITB, Bandung

Moniharapon, P. J., Queljoe, E. D., & Sinambela, H. (2016). Identifikasi fitokimia dan uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol tauge (Phaseolus radiatus L.). Jurnal Ilmiah Farmasi- UNSRAT. Vol. 5 (4)

Novidiyanto, Farmawati, A., & Lestari, L. A. (2016). Pengaruh pemberian kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) terhadap kadar malonde aldehid (MDA) plasma dan jaringan hati tikus Sprague Dawley yang diberi pakan lemak tinggi. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol 13 (2).

Purwono, & Hartono, R. 2005. Kacang Hijau. Jakarta: Penebar Swadaya. Retrieved from http://books.google.co.id/books?id=lvqDykpqLzYC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs__ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=falses

Rawlins, E.A (2003). Bentley’ s Textbook of Pharmaceutics. Edisi Ke-18. London: Bailierre Tindall. Page 22, 355.

Retno Iswari T, Fatma Latifah, (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Indonesia.

Rukmana, R. 1997. Kacang Hijau : Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius.Yogyakarta. 68 hal.

Suparmi,dkk,. 2012. Uji Aktivitas Anti Oksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Rambutan( Nephelium lappaceum L.) Dengan Metode Linoleat-Tiosianat. Vol 9. Jurnal Ilmiah Farmasi : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia. Halaman 2.

Soeprapto, H.S., 1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta.

Syamsuni. (2006). Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit : Buku Kedokteran EGC . Hal. 74.

Tranggono, R.L., dan Latifa, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 32.

Wasitaatmadja SM. Kulit Menua.1997. Penuntun Ilmu Kosmetika Medik. Jakarta: UI Press. Hal. 196-197.

Yartati. 2005. Manfaat Kacang Hijau untuk Kesehatan. Makassar: UNM-Press.

Young, A., 1972. Practical Cosmetic Science. London: Mills dan Limited. Halaman 40.

Downloads

Published

2021-05-03

Most read articles by the same author(s)