UJI AKTIVITAS SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN KOPI (Coffea Arabika L) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PUNGGUNG TIKUS PUTIH (Rattus Novergicus) JANTAN
Keywords:
Luka Sayat, Salep, Daun Kopi, Esktrak Daun KopiAbstract
Luka merupakan kejadian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari- hari. Luka adalah kerusakan pada fungsi kulit, perlindungi kulit disertai hilangmya kontinuitas jaringan epitel dengan atau tanpa adanya kerusakan pada jaringan lainnya seperti otot, tulang dan nervus yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tekanan, sayatan dan luka karena operasi. Pentingnya penanganan luka secara optimal telah mendorong pesatnya perkembangan ilmu tentang luka penyembuhan, dan penanganan luka. Saat ini penggunaan bahan herbal untuk penggantian obat-obat kimia telah banyak dilakukan. Tanamaan dapat dimanfaatkan dalam penyembuhan luka sayat karena mengandung berbagai macam senyawa bioaktif seperti saponin, terpenoid, alkaloid, flavonoid, tannin, senyawa fenolik dan minyak atsiri yang bermanfaat serta dapat meningkatkan proses penyembuhan luka. Salah satu tanaman yang dijadikan obat ialah daun kopi (Coffee arabika L). Penelitian ini bersifat eksperimental kuantitatif, terdiri atas 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol positif (Povidone Iodine), Kontrol negatif (basis salep), serta 3 kelompok salep esktrak daun kopi yang di gunakan yaitu 5%, 10%, dan 15%. Parameter yang di amati yaitu pengukuran panjang luka sayat yang telah diberikan perlakuan salep esktrak daun kopi selama 14 hari. Hasil rerata panjang luka menunjukan salep esktrak daun kopi memiliki aktivitas penyembuhan dengan K1 (Rata-rata: 1.1660 ± 0.06427 cm), K2 ( Rata-rata: 1.0620 ± .05975 cm ) dan K3 (Rata-rata: 0.9700 ± .03317 cm). Analisis statistik penurunan panjang luka kabar dilakukan dengan menggunakan uji one way anova dengan nilai p<0.05 dan di lanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian ini menunjukkan ke tiga formulasi sediaan salep esktrak daun kopi memiliki aktivitas dalam penyembuhan luka sayat, namun sediaan salep F3 (15%) memiliki aktivitas yang paling efektif dalam penyembuhan luka sayat.
Downloads
References
Angngraini, Titania, Dkk 2020, jurnal Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran.
Arief S. Sadiman, dkk. (2011). Media pendidikan. Jakarta : Rajawali pers Van Steenis. 2008. Flora, Cetakan ke-12. Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Arisanty, ( 2013 ). Manajemen Perawatan Luka : Konsep Dasar. Jakarta : EGC.
Arisanty, I., p, (2012). Panduan Praktis Pemilihan Balutan Luka Kronik. Jakarta: Mitra Wancana medika.
BPOM RI. 2013. Laporan Tahunan 2013 Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta: Badan POM RI.
Dash, Gouri Kumar, and P. Narasimha Murthy. “Wound Healing Effects of Ageratum Conyzoides Linn.” International Journal of Pharma and Bio Sciences, vol. 2, no.2, 2011, pp. 369-83.
Departemen Kesehatan RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama, 3-11, 17-19, Dikjen POM, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional.
Direktorat Jendral Perkebunan. 2009. Statistika Perkebunan Indonesia. Kementeria Kesehatan RI. Kesehatan dalam Kerangka Sistainable Development Goals (SDG’S). Jakarta : Kementerian Kesehatan RI; 2015.
Eroschenko, V. P., 2012, Atlas Histologi difiore, Penerbit buku kedokteran (EGC) 328
Fitri, DN. 2005. Studi Tentang Daya Hambat Ekstrak lidah Buaya (Aloe Veras) dangan Kosentrasi yang Berbeda Terhadap Perumbuhan Bakteri Aeromonas hydrophila Secara In Vitro.
Gifaris, M. (2018). Gamabaran Karaktersistik Luka dan Perawatannya di Klinik Perwatan Luka Griya Afiat Makasar
Gunawan, 2010, system Informasi Akademik Berbasis Web, Universitas Negeri Yogyakarta.
Hamni, A., A. Gusri Suryadawansa, B. Yanuar, dan Tarkono. 2013. Potensi Pengembangan Teknologi Proses Produksi Kopi Lampung. Universitas Lampung. Lampung jurnal Mechanical 4 (1).
Harvey C. 2005 Wond healing. Orthop Nursing, 24(2): 143-159. Rohyani, Immy Suci, Evi A., Suripto. 2015. Kandungan Fitokimia Beberapa Jenis Tumbuhan Lokal Yang Dimanfaatkan sebagai Bahan Baku Obat di Pulau Lombok.
Jones, W. P. and A. D. Kinghorn. 2006. Extraction of Plan Secondary Metabolites. In: Sarker, S. D., Latif, Z. and Gray, A. I., eds. Natural Product Isolation. 2nd Ed. New Jersey: Humana Press. P.341-342.
Marjoni R. Dasar-Dasar Fitokimia Untuk Diploma III Farmasi. Jakarta : Trans Info Media; 2016
Najiyati, S., & Danarti. (2012). Kopi, Budidaya danPenanganan Lepas Panen. Penebar Swadaya.
Pangabean E. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta : Agro Media Pustaka.
Sabirin, I. P.R., Maskoen A. M., Hernowo B. S. 2013. Peran Ekstrak Etanol Topikal Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) pada penyembuhan Luka Ditinjau dari Imunoekpresi CD34 dan kolagen pada tikus Galur Wistar. Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. MKB Vol. 45 No.4 : 226
Saifudin, Aziz., Rahayu, Viesa., Teruna & Hilwan Yuda. (2011). Standardisasi Bahan Obat Alam. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Suriadi, (2014). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagug Seto
Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy & Physiology. USA John Wiley & Sons. Inc.
Voight, R., 1994, Buku Pengantar Teknologi Farmasi, 572-574, diterjemahkan oleh Soedani, N., Edisi V, Yogyakarta, Universitas Gadja Mada Press.
Wardani. 2009. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Weller, R.B., Hunter, H.J.A., and Mann, M.W. 2015, Clinical Dermatology, Fifth Edition, John Wiley and Sont Ltd., Chichester.
Winarsih, W., Wientarsih, L., sutardi, N.L. (2012). Aktifitas Salep Ekstrak Rimpang Kunyit dalam Proses Penyembuhan Luka pada Mencityang Diinduksi Diabetes.
Zahriana,N 2017. Pengaruh berbagai kosentrasi ekstrak tanaman patikan kebo (Euphobia hirta L) terhadap tahap penyembuhan luka sayat pada tikus putih (Ratus novergicus).