ANALISA KADAR SERUM GLUTAMIC OXALOACAETIC TRANSAMINASE PADA PENDERITA TB PARU YANG MENDAPAT TERAPI PENGOBATAN DOTS SELAMA LEBIH DARI 6 BULAN DI UNIT PELAYANAN TEKNIS (UPT) KESEHATAN PARU MASYARAKAT (KPM) MEDAN
Abstract
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Kuman Mycobacterium tuberculosis yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop dengan pewarna dan metode khusus, berwarna merah berbentuk batang, tahan asam disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri ini terutama menyerang paru. Strategi DOTS (Directly Observed Treatmeant Short-course) yang bertujuan untuk pengobatan pasien yang diberikan dalam pengawasan yang benar dan dijamin kesembuhannya. Hepatotoksisitas merupakan komplikasi potensial yang hampir selalu ada pada obat yang diberikan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kerusakan jaringan sel hati. Untuk melihat kelainan pada jaringan sel hati ada aminotranferase yang paling sering diukur yaitu Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase dan Serum Glutamat Pyruvic Transaminase. Telah dilakukan penelitian di Laboratorium UPT Kesehatan Paru Masyarakat (KPM) Medan dengan metode pemeriksaan secara kinetik UV yang telah direkomendasikan oleh IFCC. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase dan Serum Glutamat Pyruvic Transaminase pada penderita TB Paru yang mendapat terapi pengobatan DOTS selama lebih dari 6 bulan di UPT Kesehatan Paru Masyarakat (KPM) Medan Tahun 2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan cara persentase data disimpulkan bahwa dari 20 sampel penderita TB Paru yang mengkonsumsi obat selama lebih dari 6 bulan ditemukan 7 sampel (35%) nilai SGPT dan SGOT yang meningkat dan 13 sampel (65%) nilai SGPT dan SGOT normal. Kesimpulan bahwa pada penderita TB Paru yang berobat selama lebih dari 6 bulan didapatkan nilai aktivitas SGPT dan SGOT normal.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
Â
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).