GAMBARAN DENSITAS MINERAL TULANG WANITA POSTMENOPAUSE DI KELURAHAN TIMBANG GALUNG PEMATANGSIANTAR 2017
Abstract
Osteoporosis merupakan kelainan metabolik tulang yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya kerusakan dari arsitektur tulang sehingga terjadi peningkatan kerapuhan tulang yang dapat menyebabkan mudah terjadi fraktur. Massa tulang yang berkurang akan membuat tulang semakin tipis dan rapuh sehingga mudah patah pada trauma yang ringan. Prevalensi osteoporosis lebih tinggi ditemukan pada wanita usia lanjut yaitu 80%. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui densitas mineral tulang pada wanita postmenopause di Kelurahan Timbang Galung Pematangsiantar 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah semua wanita post menopause yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel adalah wanita post menopause selama 1 tahun atau lebih, tidak minum susu dan bersedia menjadi sampel dengan menandatangani informed concent. Kriteria eksklusi adalah wanita post menopause dengan penyulit (asma, diabetes mellitus, hipertiroidisme, penyakit liver, dan remathoid arthritis) berdasarkan anamnesa. Besar sampel pada penelitian ini adalah 46 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Pengumpulan data dengan cara pengukuran tinggi dan berat badan serta pemeriksaan kadar densitas tulang. Pengukuran densitas tulang dilakukan pada os calcaneus kaki kanan menggunakan Dual Energy X-ray Absorptiometry (DEXA) dengan satuan BQI (Bone Quality Index). Pengolahan data menggunakan SPSS. Hasil penelitian didapatkan rerata usia responden 61,07+6,99 tahun, usia menars 13,57+1,20 tahun, usia menopause 50,52+3,54 tahun, IMT 24,98+3,15 kg/m2, densitas mineral tulang 41,72+11,79 BQI dan 95,7% osteoporosis dini/osteopenia. Gambaran status densitas tulang wanita postmenopause di Kelurahan Timbang Galung Pematangsiantar adalah 95,7% osteoporosis dini/osteopenia dan 4,3% normal. Mengingat tingginya kejadian osteporosis dini/osteopenia, diharapkan masyarakat dapat memeriksakan densitas mineral tulang sedini mungkin dan melakukan berbagai upaya pencegahan. Diperlukan promosi dari petugas kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan lansia terutama yang berhubungan dengan kesehatan tulang