KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENYEBARAN PENYAKIT DBD DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA KOTA MEDAN
Main Article Content
Abstract
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Medan DBD merupakan salah satu penyakit endemis yang keberadaannya selalu ada dan menyebar fluktuatif hampir diseluruh kecamatan. Menurut data Biro Pusat Statistik kota Medan tahun 2012, kecamatan-kecamatan yang paling banyak melaporkan kejadian DBD adalah kecamatan Medan Perjuangan, Medan Marelan, Medan Denai dan Medan Tuntungan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan kota Medan, penderita DBD di kota Medan tahun 2014 mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 yakni mencapai 60% terbanyak di kecamatan Medan Helvetia ada 30 kasus DBD yang ditemukan. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit DBD mempunyai kebiasaan menggigit pada pagi,siang dan sore hari atau dengan kata lain pada jam-jam sekolah. Artinya kemungkinan besar murid-murid SD yang notabene pakai celana pendek digigit nyamuk pada waktu belajar di ruang kelas. Bangunan sekolah merupakan salah satu bangunan yang berppotensi sebagai tempat perkembangniakan nyamuk Aedes sp. Aedes sp terutama Aedes aegypti dikenal sebagai vektor atau serangga penyebar DBD. Nyamuk Aedes sp mempunyai kebiasaan menggigit manusia pada siang hari terutama pada pagi hari dan sore hari. Penelitian ini besifat deskriptif dengan desain “cross sectional study’’. Populasi adalah seluruh SD dikecamatan Medan Helvetia yakni sebanyak 22 SD Negeri dan 15 SD Swasta. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri dan SD Swasta Kecamatan Medan Helvetia dari bulan Februari 2015 s/d Agustus 2016. Pengumpulan data primer dilaksanakan dengan observasi langsung ke setiap sekolah dengan instrumen check list sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,732 (p > 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh kelembaban terhadap penyakit DBD. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,000 (p < 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh genagan air terhadap penyakit DBD. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,05 (p > 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh penyediaan air terhadap penyakit DBD. Diharapkan Kepada Kepala Sekolah dan guru-guru agar tetap berkomunikasi kepada Dinas Pendidikan guna perbaikan gedung sekolah dasar tersebut untuk mengurangi terjadinya genangan air dan tempat perindukan aedes sp dilingkungan sekolah dasar dan menyarankan untuk selalu mengadakan gotong royong didalam membersihkan sekolahnya.
Kata Kunci : Kasus DBD, bangunan sekolah, dan faktor risiko