PENANGANAN PERTAMA PADA CEDERA KEPALA RINGAN

Main Article Content

Agnes Silvina Marbun
Amila Amila
Galvani Volta Simanjuntak
Mutia Mislika
Trisna Widya Santri
Andi Sahputra

Abstract

Cedera kepala bisa menyebabkan otak mengalami benturan dengan tulang kepala bagian dalam yang memicu terjadinya perdarahan, memar jaringan, hingga terjadinya kerusakan pada serabut saraf. Pada beberapa kondisi trauma kepala ringan, darah bisa saja keluar dalam volume yang cukup banyak. Tulang tengkorak memiliki fungsi utama untuk melindungi otak dari kerusakan akibat cedera. Saat terjadi benturan yang menyebabkan cedera, fungsi otak akan mengalami gangguan tanpa diikuti dengan gejala yang bisa dilihat dari luar. Memberikan penanganan pertama untuk mengurangi dampak buruk yang mungkin terjadi pada korban cedera kepala ringan, maka langkah pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi jantung dan langkah kedua apabila masih bernapas dan detak jantungnya masih berada pada kondisi normal, tetapi kehilangan kesadaran, kamu bisa menstabilkan posisi kepala dan leher menggunakan tangan sebagai alas. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, dilakukan penjelasan dan cara penanganan pertama pada cedera kepala ringan pada 15 orang dengan langkah pertama pemeriksaan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi jantung. Tehnik ini sering disingkat menjadi teknik ABC, yaitu airways, breathing, dan circulation. Berdasarkan dari penjelasan dan beberapa kali dipandu melakukan tehnik tersebut, maka peserta mampu menjelaskan dan melakukan tehnik penanganan pertama pada cedera kepala ringan.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles

References

Claude Hemphill, J., & Lam, A. (2017). Emergency Neurological Life Support: Intracerebral Hemorrhage. Neurocritical Care, 27, 89–101. https://doi.org/10.1007/s12028-017-0453-0.
Dewi, C., Sujuti, H., & Yuliatun, L. (2017). Suhu Tubuh Sebagai Prediktor Outcome Pasien Cedera Kepala Ringan-Sedang Di Rsd Mardi Waluyo Blitar. Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, 1(2), 11-17.
Esther M, Manarisip I. Gambaran CT Scan Kepala Pada Penderita Cedera Kepala Ringan Di BLU RSUP Prof . Dr . R 79. D . Kandou. 2014;2 (2002):1–6.
Faul, Mark, & Coronado, Victor. (2015). Chapter1 - Epidemiology of traumatic brain injury.In G. Jordan & M. S. Andres (Eds.),Handbook of Clinical Neurology (Vol.Volume 127, pp. 3-13): Elsevier.
Marbun, AS. 2020. Manajemen Cedera Kepala. Malang : Ahlimedia Press
Padila (2012). Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
Putra. (2016). Nilai Skor Glasgow Coma Scale, Age, Systolic Blood Pressure (Gap Score) Dan Saturasi Oksigen Sebagai Prediktor Mortalitas Pasien Cidera Kepala Di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Jurnal Hesti Wira Sakti, 4(2)
Rapsang, A. G., & Shyam, D. C. (2015). Scoring Systems of Severity in Patients with Multiple Trauma. Cirugía Española (English Edition), 93(4), 213-221. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.cireng.2013.12.031
Suman et al. Evaluation of Serum Electrolytes in Traumatic Brain Injury Patients: Prospective Randomized Observational Study. Journal of Anesthesia & Critical Care. Vol 5. 2016.
Susan, B., Stillwell. (2011). Pedoman keperawatan kritis. Edisi: 3. Jakarta : EGC.