PENYULUHAN EFEK SAMPING OBAT TANPA RESEP DOKTER YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN DI KELURAHAN DENAI, MEDAN

Main Article Content

Artha Yuliana Sianipar
Cut Masyithah Thaib

Abstract

Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat sederhana yang dibeli bebas di apotik atau toko obat, atas inisiatif sendiri tanpa nasihat dokter. Masyarakat sudah  lebih menyadari kesehatan diri dan keluarganya sehingga dirasakan adanya kebutuhan informasi yang jelas dan tepat mengenai penggunaan obat-obat yang dapat dibeli bebas diapotik atau toko obat secara aman dan tepat guna bagi pengobatan sendiri, Obat ini aman dan efektif saat mengikuti petunjuk yang ada pada label dan arahan dari apoteker, Umumnya obat ini dikonsumsi untuk menangani gejala ringan yang dianggap tidak membutuhkan konsultasi kepada dokter, seperti untuk mengurangi rasa sakit, nyeri, gatal, sakit gigi, dan sakit kepala. Tidak sedikit orang meninggal karena mengonsumsi obat-obatan bebas dalam dosis berlebihan oleh karena hal tersebut harus dilakukan dengan rasional yaitu menggunakan golongan obat bebas atau obat bebas terbatas (obat tanpa reesep) secara tepat. Tujuan kegiatan ini memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat dalam hal mengkonsumsi obat tanpa resep, Metode : Penyuluhan, Diskusi dan tanya jawab. Hasil : Antusiasme para masyarakat Kelurahan Denai, Medan  yang cukup besar dan menambah pengetahuan masyarakat sehingga dalam proses penjelasan terjadi diskusi Sehingga komunikasi yang dilakukan terjadi secara maksimal.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles

References

Harahap, N. A., Khairulninsa, & Tanuwijaya, J. (2017). Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Panyabungan. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 186-192
Ilham, & dkk. (2016). Profil Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Keamanan Penggunaan Obat Pada Swamedikasi. Jurnal. Pogram Sarjana Pendidikan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Jajuli, M., & Sinuraya, R. K. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Risiko Pengobatan Swamedikasi. Farma, Volume 16 (No.1), 48-53.
Muh, Saud, Taufiq, & Jalil, I. A. (2017). Tingkat Pengetahuan Masyarakat di Desa Talungen kabupaten Bore Tentang Swamedikasi. Jurnal. Program Studi Diplima III Farmasi Yamasi.
Muharni, S., Aryani, F., & Mizanni , M. (2015). Gambaran Tenaga Kefarmasian dalam Memberikan Informasi Kepada Pelaku Swamedikasi di Apotek- apotek Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 47-53.
Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 919/ Menkes/Per/X/1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa resep. Jakarta : Kementerian Kesehatan; 1993.
Rohmawati, A. (2016). Swamedikasi di Kalangan Kesehatan dan Non Kesehatan di Universitas Jakarta Barat. Proposal skripsi. Universitas Jakarta Barat.
Suffah, N. K. (2017). Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap Tindakan Swamedikasi Diare di Kecamatan Karanggeneng Lamongan. Proposal skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Supardi, S., Hendarwan, H., & Susyanty, A. L. (2019). Kajian Kebijakan tentang Informasi dan Pelayanan Obat yang Mendukung Pengobatan Sendiri di Masyarakat. Jurnal. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayannn Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Vol. 29 (No.2), 161-170.
Susilowati. (2019). Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Swamedikasi Batuk Pada Anak di Apotek Toko Kabupaten Grobongan. Jurnal. Universitas Setia Budi.
Widayati, A. (2013). Swamedikasi di Kalangan Masyarakat Perkotaan di Kota Yogyakarta. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Vol.2 (No.4), 145-152.