STANDARISASI SIMPLISIA HERBA CIPLUKAN (Physalis angulata L.)

Authors

  • Amelia Amanda Putri Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan, Sumatera Utara, 20123, Indonesia
  • Joan Mervin Sitinjak Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan, Sumatera Utara, 20123, Indonesia
  • Alva Hagaini Rizki Ndraha Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan, Sumatera Utara, 20123, Indonesia
  • Eria Nita Herlinawati Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan, Sumatera Utara, 20123, Indonesia
  • Mauli Ana Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan, Sumatera Utara, 20123, Indonesia
  • Alvia Turrahmi
  • Eva Diansari Marbun Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan, Sumatera Utara, 20123, Indonesia
  • Cut Masyithah Thaib

DOI:

https://doi.org/10.51544/tekesnos.v7i1.6205

Keywords:

standarisasi; simplisia; herba; ciplukan

Abstract

Physalis angulata L. atau yang biasa dikenal tanaman ciplukan yang dianggap memiliki banyak manfaat kesehatan. Semua bagian yang terdapat pada tanaman ciplukan mempunyai berbagai manfaat mulai dari akar, batang dan buah dan daunnya berkhasiat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan standardisasi simplisia herba ciplukan (Physalis angulata L.) sebagai upaya menjamin mutu, keamanan, dan konsistensi bahan baku obat herbal. Metode proses standardisasi dilakukan dengan menyesuaikan parameter tertentu dan parameter tidak tertentu. Parameter spesifik mencakup pengujian organoleptik, makroskopik, mikroskopik, dan skrining fitokimia. Sementara itu, parameter nonspesifik memeriksa kadar air, susut pengeringan, abu total, abu tidak larut dalam asam, dan kadar sari yang larut dalam air dan etanol. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa herba ciplukan mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin, tetapi tidak mengandung triterpenoid dan steroid. Uji organoleptik menggambarkan ciri khas simplisia berupa warna coklat kehijauan, aroma khas tanaman herbal, serta rasa getir dan pahit. Adapun hasil uji non spesifik menunjukkan kadar air sebesar 10,4%, susut pengeringan 7,84%, jumlah abu total 3,311%, dengan 2% abu tidak larut dalam asam, dan 2% sari larut air 7,576%, dan kadar sari larut etanol 23,6%. Herba ciplukan (Physalis angulata L.) memenuhi sebagian besar parameter mutu simplisia dan ekstrak kering sesuai standar FHI dan BPOM. Kandungan bioaktif seperti flavonoid dan tanin menunjukkan potensi antioksidan, meskipun belum diuji secara kuantitatif. Dengan demikian, herba ini layak dikembangkan sebagai bahan obat herbal, namun masih diperlukan uji praklinis dan klinis lanjutan untuk memastikan efektivitas dan keamanannya. Latar belakang: Ciplukan (Physalis angulata L.) dikenal luas dalam pengobatan tradisional dan sering digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Herba tanaman ini mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin yang berperan dalam memberikan efek farmakologis. Penggunaan herba ciplukan secara turun-temurun menunjukkan potensi besar dalam pengembangan obat herbal. Namun, untuk dapat dimanfaatkan secara luas dalam industri obat tradisional dan herbal terstandar, diperlukan jaminan mutu, keamanan, dan konsistensi dari bahan baku yang digunakan. Salah satu langkah penting untuk menjamin mutu tersebut adalah melalui proses standarisasi simplisia, yaitu penetapan standar kualitas terhadap simplisia berdasarkan parameter fisik, kimia, dan organoleptik sesuai pedoman Farmakope Herbal Indonesia dan regulasi BPOM.  Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi simplisia dan ekstrak kering herba ciplukan (Physalis angulata L.) berdasarkan parameter standardisasi yang sesuai dengan pedoman Farmakope Herbal Indonesia dan regulasi BPOM. Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan metode uji parameter spesifik dan nonspesifik dari simplisia dan ekstrak kering herba ciplukan (Physalis angulata L.) berdasarkan parameter standarisasi yang sesuai dengan pedoman Farmakope Herbal Indonesia dan regulasi BPOM. Hasil: Herba Physalis angulata L. (ciplukan) memenuhi standar mutu simplisia berdasarkan uji fitokimia, organoleptik, makroskopis, mikroskopis, dan parameter nonspesifik, serta menunjukkan potensi sebagai bahan baku obat herbal yang aman dan efektif. Kesimpulan: Herba ciplukan (Physalis angulata L.) memenuhi sebagian besar parameter mutu simplisia dan ekstrak kering sesuai standar Farmakope Herbal Indonesia dan BPOM. Kandungan bioaktif seperti flavonoid dan tanin menunjukkan potensi antioksidan, meskipun belum diuji secara kuantitatif. Dengan demikian, herba ini layak dikembangkan sebagai bahan obat herbal, namun masih diperlukan uji praklinis dan klinis lanjutan untuk memastikan efektivitas dan keamanannya.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Eria Nita Herlinawati, Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan, Sumatera Utara, 20123, Indonesia

Mahasiswa

References

Anggraeni, D. (2016). Potensi tanaman ciplukan (Physalis angulata L.) sebagai antikanker: Tinjauan kandungan senyawa aktif dan aktivitas biologisnya. Jurnal Farmasi Indonesia, 7(2), 123–131.

Anna, P. S., Yulianti, N., & Ramadhan, F. (2023). Evaluasi Parameter Nonspesifik Simplisia Daun Salam (Syzygium polyanthum). Jurnal Farmasi Tradisional Indonesia, 11(1), 23–30.

Binahong, E. E. D. (2024). Penetapan kadar air, kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol.

BPOM RI. (2022). Pedoman Teknis Pengawasan Bahan Baku Obat Tradisional. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

Calvin, M. (2021). Uji Kualitatif Triterpenoid Tanaman Herbal Menggunakan Reagen Liebermann-Burchard. Jurnal Kimia Farmasi Indonesia, 9(1), 15–21.

Candra, L. M. M., Andayani, Y., & Wirasisya, D. G. (2021). Pengaruh metode ekstraksi terhadap kandungan fenolik total dan flavonoid total pada ekstrak etanol buncis (Phaseolus vulgaris L.). Jurnal Pijar Mipa, 16(3), 397-405.

Depkes RI. (2017). Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dwisari, D., Purnomo, H., & Sari, R. P. (2016). Uji fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun ciplukan (Physalis angulata L.). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 3(1), 13–19.

Farmakope Herbal Indonesia Edisi II. (2021). Farmakope Herbal Indonesia Edisi II. Jakarta: Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Farmakope Herbal Indonesia Edisi IV. (2017). Farmakope Herbal Indonesia Edisi IV. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Gembong T, Buku morfologi tumbuhan Yogyakarta. 1985 hlm.12-185.

Handayani, F., Apriliana, A. and Natalia, H. (2019) ‘Karakterisasi Dan Skrining Fitokimia

Harborne, J. B. (1987). Metode fitokimia: Penuntun cara modern menganalisis tumbuhan. (Penerjemah: Kosasih Padmawinata & Iwang Soediro). Bandung: ITB.

Innaya, A. Y., Rohmawati, N. V., Ramadhani, M. W., Al Shofura, N. R., Hidayah, U., & Faisal, F. (2024). Uji Skrining Fitokimia pada Kulit Delima Merah (Punica Granatum L.) di Taman Alquran Universitas Islam Malang. Era Sains: Jurnal Penelitian Sains, Keteknikan dan Informatika, 2(1), 30-38.

Marpaung, Mauritzs Pandapotan, and Anggun Septiyani. "Penentuan parameter spesifik dan nonspesifik ekstrak kental etanol batang akar kuning (Fibraurea chloroleuca Miers)." Journal of Pharmacopolium 3.2 (2020).

Maslahah, N. (2024). Standar simplisia tanaman obat sebagai sediaan bahan herbal. Warta BSIP Perkebunan, 2(2), 1-4.

Novitasari, R., Lestari, W. D., & Pratiwi, I. (2021). Karakteristik Organoleptik Simplisia Herba Ciplukan (Physalis angulata L.). Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan, 11(1), 56–63.

Nurfadilah, D. (2021). Uji Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Farmasi UM Palembang, 3(1), 23–29.

Octarina, D., Suryani, R., & Hartati, W. (2018). Analisis Kandungan Fitokimia dan Aktivitas Biologis Ekstrak Etanol Herba Ciplukan (Physalis angulata L.). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 6(2), 89–95.

Partiwisari, T. (2006). Analisis Mikroskopis Simplisia Herba Ciplukan. Skripsi. Universitas Gadjah Mada.

Pertiwi, R. N., & Wulandari, A. (2022). Pengaruh Metode Pengeringan Terhadap Mutu Simplisia Tanaman Obat. Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan, 9(1), 45–52.

Wahyuni, R., & Zulaikah, S. (2022). Analisis fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol herba ciplukan (Physalis angulata L.). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 9(1), 45–52.

Wijanarko, W., Susanti, R., & Lestari, S. D. (2020). Penetapan Parameter Nonspesifik Simplisia Tanaman Obat. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 18(1), 72–80.

Wijaya, A., et al. (2023). Review aktivitas biologis dan kandungan kimia Physalis angulata L., yang mengulas pentingnya parameter fisikokimia untuk menjamin kemurnian dan kualitas simplisia.

Yarti, A. D. (2024). Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Sifat Fisik Sediaan Masker Gel Dari Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.) (Doctoral dissertation, Politeknik Harapan Bersama).

Downloads

Published

2025-05-27