FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KAKI GAJAH DI DESA KANYURANG KECAMATAN LIUKANG KALMAS KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

Authors

  • Asrijun Juhanto stik tamalatea makassar
  • Miranti Miranti Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tamalatea Makassar, Sulawesi Selatan

Keywords:

Environmental Biology Filariasis, Physical Environment, Social environment

Abstract

ABSTRACT

Filariasis is a contagious disease in a tropical environment caused by filarial worms transmitted by filariasis mosquitoes. Filariasis is also an infectious disease that is still a public health problem because it is spread in most parts of Indonesia. The development of the number of patients with filariasis continues to increase from 2000-2009. Even in some areas have a high level of endemicit. The purpose of this research is to find out how the relationship of environmental factors with the incidence of filariasis in Kanyurang Village, Liukang Kalmas District, Pangakajene Regency, and the Islands This type of research is a quantitative study with cross sectional approach with 70 respondents. Data were analyzed by Chi-Square and presented in tabular form. The variables studied were physical, biological, social and filariasis The results of this study based on statistical tests using the chi-square test found the value of p Physical environment with Filariasis disease occurrence (p = 0,000, Ho Rejected), Biological environment with Filariasis disease occurrence (p = 0.001, Ho Rejected), Social environment with Filariasis disease occurrence (p = 0.00, Ho Rejected), Conclusion There is a relationship between the physical, biological and social environment with the incidence of Filariasis This study suggests that residents pay more attention to the cleanliness of the environment in which they live to reduce the presence of filariasis disease vector breeding places

Downloads

Download data is not yet available.

References

Kemenkes RI. 2011, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta. http://morningcamp.com/p = 55. Diakses pada 11 Juni 2019,

Kemenkes RI. 2011. Atlas Vektor Penyakit di Indonesia Seri 1. Jakarta:

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 158. MENKES/SK/XI/2005 : Pedoman Pengendalian Filariasis (Penyakit Kaki Gajah).

Profil Kesehatan tahun 2013. Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan tahun 2013.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B, Bandung,

Alfa Beta.

Syuhada, Yudi. 2012. Studi Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku Masyarakat sebagai Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kecamatan Buaran dan Tirto Kabupaten Pekalongan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Volume 11, Nomor 1.

Nasrin. 2008. Faktor-faktor Lingkungan dan Perilaku yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Bangka Barat. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol.12. No. 1.

Pramono. 2014. Analisis Filariasis dengan Zero Inflated Poisson (ZIP) Regression Approach. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 17.

Paiting, Yulius Sarungu, Onny Setiani, Sulistiyani, 2012, Faktor Risiko Lingkungan dan Kebiasaan Penduduk Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Distrik Windesi Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua, Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, (Online), Vol. 2, No. 1, hal 76-81, diakses tanggal 23 Juni 2019, (http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli/article/view/4144).

Astuti, A.B. dan Mulyanti, S. 2019. Analisis Faktor Risiko Filariasis di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Poltekkes Kemenkes Surakarta. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019, hlm 01-129.

Balitbangkes. 2010. Laporan nasional riset kesehatan dasar. Jakarta.

Becker. (1979). Dalam : Notoatmodjo S., (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bab V, Pendidikan dan Perilaku. Halaman 124-125.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2015. Lymphatic Filariasis: Epidemiology and Risk Factors. Diakses pada 11 Juni 2019, dari http://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/epi.html.

Chandra B, 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kedokteran EGC.

Gandahusada, Sri. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gaya Baru.

Juriastuti, Puji, Maya Kartika, I Made Djaja, Dewi Susanna, 2010,

Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kelurahan Jati Sampurna, Makara, Kesehatan, (Online), Vol. 14, No. 1, hal 31-36, diakses tanggal 23 Juni 2019 (http://journal.ui.ac.id/health/article/download/645/630).

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 158. MENKES / SK / XI /2005: Pedoman Pengendalian Filariasis (Penyakit Kaki Gajah).

Kemenkes RI. 2010. Epidemiologi Filariasis di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI.

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit.

Mardiana. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Filariasis di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol. 10. No. 2.

Maryunani. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal. Jakarta : Trans Info Medika.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Potter, P.A, Perry, A.G. 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.

Riftiana, Nola. 2010. Hubungan Sosiodemografi dengan Kejadian Filariasis di Kabupaten Pekalongan. KESMAS Volume 4, Nomor 1.

Soepardi, Jane. 2010. Jendela Epidemiologi: Filariasis di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI.

WHO. 2013. Lymphatic Filariasis: Practical Entomology. Italy: World Health Organization.

WHO. 2015. Lymphatic Filariasis. Diakses pada 05 Mei 2015, dari http://www.who.int/lymphatic_filariasis/epidemiology/en/,com

Downloads

Published

2020-07-27

How to Cite

Juhanto, A., & Miranti, M. (2020). FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KAKI GAJAH DI DESA KANYURANG KECAMATAN LIUKANG KALMAS KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP, 5(1), 38–45. Retrieved from https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat/article/view/1238