https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Keperawatan/issue/feed JURNAL ONLINE KEPERAWATAN INDONESIA 2025-07-31T10:03:01+07:00 Nenny Elyani Br Ginting nenyginting85@gmail.com Open Journal Systems <p>Jurnal Online Keperawatan Indonesia bertujuan untuk memudahkan interaksi, diskusi, dan selanjutnya memajukan gagasan dibidang keilmuan keperawatan khususnya mengenai kesehatan di bidang pendidikan dan non pendidikan pada tingkat nasional maupun tingkat Internasional. Jurnal Online Keperawatan Indonesia terbit 2 kali dalam satu tahun. Manuskrip dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan menggunakan peraturan tata bahasa yang baik dan benar. Menulis manuskrip dalam bahasa Inggris umumnya berupa bentuk lampau. <strong>ISSN: 2621-2161 (media online) dan Terakreditasi <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/6466" target="_blank" rel="noopener">SINTA 5</a>.</strong></p> https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/5865 EFEKTIVITAS FOOT MASSAGE TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI DAN KECEMASAN POST LAPARATOMI PADA PASIEN CANCER SIGMOID : STUDI KASUS 2025-05-16T02:59:07+07:00 Eri Anggara Anggara eri.anggara.fkik24@mail.umy.ac.id Resti Yulianti Sutrisno restiyulianti@umy.ac.id Badriyah Badriyah restiyulianti@umy.ac.id <p><strong>Latar Belakang: </strong>Prevalensi kanker kolorektal dalam lima tahun terakhir mencapai 10,2% atau sekitar 104.235 orang. Dari masalah tersebut diperlukan tindakan laparatomi , tetapi setelah mendapatkan tindakan laparotomi, sering muncul keluhan nyeri dan kecemasan yang dapat mempengaruhi proses pemulihan, sehingga diperlukan intervensi non-farmakologis tambahan seperti <em>foot massage</em>. <em>Foot massage</em> adalah terapi pijat kaki yang memberikan stimulasi di area tertentu.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> penelitian ini melihat bagaimana efek <em>foot massage</em> mengurangi rasa sakit dan kecemasan pasca-laparotomi.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian ini menggunakan metode studi kasus 1 pasien dengan memberikan intervensi pijat kaki selama tiga hari dengan durasi 15 menit setiap hari dan evaluasi sebelum dan sesudah intervensi; kriteria pemilihan kasus adalah pasien dengan post laparotomi dengan kanker <em>sigmoid</em>. Intrumen digunakan pada penelitian ini adalah NRS (<em>Numeric Rating Scale) </em>terkait tingkat nyeri dan HARS <em>(Hamilton Anxiety Rating Scale) </em>terkait tingkat kecemasan</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil studi kasus menunjukkan bahwa setelah pijat kaki, terjadi perubahan intensitas nyeri sebelum dan sesudah tindakan dengan penurunan 2 atau 20% setelah intervensi dan evaluasi setelah tiga hari dari skala 8 (nyeri parah) ke skala 1 (nyeri ringan), Pada skor kecemasan ada penurunan dari kecemasan sedang menjadi tidak cemas.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Dapat disimpulkan bahwa pijat kaki dapat mengurangi intensitas rasa sakit dan kecemasan pasca-laparotomi.</p> 2025-06-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 Eri Anggara Anggara, Resti Yulianti Sutrisno, Badriyah Badriyah https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/5918 STUDI KASUS PEGARUH INTERVENSI LATIHAN RENTANG GERAK (RANGE OF MOTION) DAN GENGGAM BOLA KARET PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK 2025-06-03T08:51:57+07:00 Riska Dwi Anggraeni riskadwianggrae@gmail.com Yanuar Primanda yanuarprimanda@umy.ac.id Badriyah riskadwianggrae@gmail.com <p><strong>Latar belakang</strong>: Stroke non hemoragik sering menyebabkan gangguan mobilitas fisik akibat kelemahan otot. Latihan ROM dan genggam bola karet merupakan intervensi sederhana yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Untuk mengetahui pengaruh latihan ROM dan genggam bola karet terhadap kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik.</p> <p><strong>Metode</strong>: Studi kasus pada dua pasien lansia dengan stroke non hemoragik yang mendapatkan intervensi terapi standar rumah sakit, latihan ROM dan genggam bola karet selama 4 hari berturut-turut. Kekuatan otot dievaluasi dengan skala kekuatan otot (0-5)</p> <p><strong>Hasil</strong>: Tidak terdapat peningkatan kekuatan otot pada kedua pasien setelah mendapatkan intervensi terapi standar rumah sakit dikombinasi dengan latihan ROM dan terapi genggam bola karet.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Studi kasus dalam penelitian ini belum mampu menunjukkan pengaruh latihan ROM dan genggam bola karet terhadap kekuatan otot pasien lansia yang mengalami stroke non hemoragik. Faktor yang mungkin memperngaruhi adalah pemberian intervensi yang singkat ini intervensi yang masih terlalu singkat. Penelitian lanjutan sebaiknya melibatkan jumlah responden yang lebih besar, dengan waktu yang lebih lama dan menggunakan desain penelitian eksperimen.</p> 2025-06-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 Riska Dwi Anggraeni, Yanuar Primanda , Badriyah https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/5841 PENGARUH EDUKASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG CARA MENGENAL KEKAMBUHAN PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL 2025-05-14T02:34:01+07:00 Apri Musfiroh eud0605@gmail.com Eltanina Ulfameytalia Dewi eltanina.dewi@gmail.com Rista Islamarida eltanina.dewi@gmail.com <p><strong>Latar belakang</strong>: Isolasi sosial adalah kondisi di mana penderita skizofrenia menarik diri dari interaksi sosial dan menjadi pasif dalam aktivitas sehari-hari, memperburuk kondisi mental mereka. Edukasi kepada keluarga mengenai cara mengenali tanda-tanda kekambuhan pada pasien isolasi sosial sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan keluarga. Salah satu faktor mengurangi kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup adalah dengan peningkatan pengetahuan pada keluarga dan pasien.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Untuk Mengetahui pengaruh edukasi terhadap tingkat pengetahuan keluarga tentang cara mengenal kekambuhan pada pasien isolasi sosial.</p> <p><strong>Metode</strong>: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan <em>Quasi experimental </em>dengan<em> Design one group pretest-posttest design</em>. Jumlah sampel 40 responden merupakan pasien rawat inap dengan isolasi sosial, dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan kuisioner tingkat pengetahuan.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan pada nilai rata-rata dari 45,38 pada pretest menjadi 66,85 pada posttest dengan nilai signifikansi 0.000 maka dapat di simpulkan nilainya nilai signifikansi 0.000 adalah &lt; dari 0,05 maka Ha di terima dengan ada pengaruh edukasi terhadap tingkat pengetahuan keluarga tentang mengenal tanda kekambuhan pada pasien isolasi sosial</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Edukasi yang diberikan memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan tingkat pengetahuan keluarga tentang cara mengenal kekambuhan pada pasien isolasi sosial</p> 2025-06-30T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 Apri Musfiroh, Eltanina Ulfameytalia Dewi, Rista Islamarida https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/6149 PENGARUH TEKNIK RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI 2025-07-14T16:21:45+07:00 Henny Syapitri heny.syahfitri86@yahoo.com Lasma Rina Efrina Sinurat lasma.rina.sinurat13@gmail.com Agnes Silvina Marbun agnesmarbun434@gmail.com Raudha Yulisma agnesmarbun434@gmail.com <p>Worldwide, hypertension is on the rise, with the World Health Organization (WHO) projecting that by 2025, 29% of individuals would have the condition. Presently, worldwide efforts to improve health are focusing on hypertension as a non-communicable illness. The autogenic relaxation method is one non-pharmacological option for managing blood pressure. The purpose of this research is to determine if hypertensive individuals' blood pressure may be reduced using the autogenic approach. The researchers used a pretest-posttest control group design, making this study quasi-experimental. One hundred forty-one hypertension patients who were seen at the Pante Raya Community Health Center made up the study's population. Using a purposive sampling approach, the research comprised 40 participants as samples. Seven days in a row, for a total of fifteen minutes per session, the autogenic relaxation method was given. Using a digital sphygmomanometer, the patient's blood pressure was monitored. The data was evaluated using a dependent t-test to compare the pre- and post-autogenic blood pressure levels, and an independent t-test to compare the intervention group's and control group's blood pressure levels. Both the pre- and post-autogenic relaxation systolic and diastolic blood pressures were found to be significantly lower (p &lt; 0.05). This research found that hypertension individuals whose blood pressure was significantly reduced by using autogenic relaxation methods. Thus, autogenic approaches provide a non-pharmacological approach to managing blood pressure that is both effective and safe.</p> 2025-07-15T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 Henny Syapitri, Lasma Rina Efrina Sinurat, Agnes Silvina Marbun, Raudha Yulisma https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/6181 KARAKTERISTIK DEMOGRAFI, PENGETAHUAN DAN KECEMASAN PASIEN STROKE 2025-07-17T09:11:42+07:00 AMILA AMILA mila_difa@yahoo.co.id EVARINA SEMBIRING evarina123@gmail.com GLORIA BETARIA SAMOSIR gloria_bs@gmail.com SITI MUNAWARAH mila_difa@yahoo.co.id <p>Stroke is one of the leading causes of morbidity and mortality in the world, including in Indonesia. In addition to physical impacts, stroke can also cause psychological disorders, such as anxiety, which can affect the patient's recovery process. The patient's level of knowledge about stroke plays an important role in managing this disease. Demographic factors, such as age, gender, education level, and socioeconomic status, can affect the level of knowledge and anxiety of patients about stroke. Objective: This study aims to analyze the relationship between demographic characteristics and the level of knowledge and anxiety in stroke patients at RSUP Haji Adam Malik Medan. Methods: This study used a descriptive analytical design with a cross-sectional approach. The study sample consisted of 135 stroke patients selected using a purposive sampling technique. Data collection was carried out through a questionnaire that measured demographic characteristics, level of knowledge about stroke, and patient anxiety levels. Data analysis was carried out using the chi-square test to determine the relationship between variables. The results showed that 18 people (13.3%) aged &lt;39 years had knowledge in the good category (3.7%), sufficient category (3.7%), and poor category (5.9%). Of the (45.5%) aged 40-59 years had knowledge in the good category (11.1%), sufficient category 37 people (27.4%) had knowledge in the poor category 6.7%). Of the (41.5%) aged 60-79 years had knowledge in the good category (5.9%), sufficient category (12.6%), and poor category (23.0%). there was a significant relationship between demographic characteristics and the level of knowledge and anxiety of stroke patients (p &lt;0.05). Conclusion: Demographic characteristics have an influence on the level of knowledge and anxiety of stroke patients. It is recommended to explore other factors that may influence anxiety in stroke patients and assess the effectiveness of educational programs in improving patient understanding of this disease.</p> 2025-07-25T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 AMILA, EVARINA SEMBIRING, GLORIA BETARIA SAMOSIR, SITI MUNAWARAH https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/6248 HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM ADVENT MEDAN 2025-07-31T10:03:01+07:00 Eva Kartika Hasibuan evakartikahsb86@gmail.com Masri Saragih masrisaragih87@gmail.com Adventy Riang Bevy Gulo adventy_gulo@yahoo.com Septia Afriyanti septia_ayanti@gmail.com <p><strong>Latar belakang</strong>: Pekerjaan seorang perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif merupakan pekerjaan yang mempunyai tingkat stres yang tinggi, karena dalam bekerja perawat berhubungan langsung dengan berbagai macam pasien dengan diagnosa penyakit dalam respon yang berbeda-beda. Berbagai situasi dan tuntutan kerja yang dialami dapat menjadi sumber potensial terjadinya stres, Kinerja perawat adalah melakukan pekerjaan sebaik mungkin sesuai dengan standar yang telah ada. Kinerja yang menurun salah satunya dapat disebabkan oleh stres yang dialami perawat.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: untuk mengetahui hubungan stres kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Advent Medan.</p> <p><strong>Metode</strong>: Jenis penelitian ini Kuantitatif yang menggunakan <em>design survey </em>analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di Rumah Sakit Umum Advent Medan berjumlah 43 orang perawat. Teknik sampling yang digunakan adalah <em>total</em> <em>sampling</em> yaitu jumlah perawat 43 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data dianalisis dengan uji <em>chi- square</em>.</p> <p><strong>Hasil</strong><strong>:</strong> menunjukkan bahwa stres kerja mayoritas rendah sebanyak 24 responden (100,0 %) dan kinerja perawat mayoritas baik sebanyak 20 responden (46,5 %). Berdasarkan analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Advent Medan dengan <em>p-value </em>= 0,028 (≤0,05).</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Semakin rendah tingkat stress perawat, maka semain baik kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien</p> 2025-07-31T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 Eva Kartika Hasibuan, Masri Saragih, Adventy Riang Bevy Gulo, Septia Afriyanti https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/6221 RELATIONSHIP BETWEEN DENTAL HYGIENE PERCEPTION AND OHI-S STATUS IN MALOCCLUSION STUDENTS AT POLTEKKES KEMENKES ACEH 2025-07-25T16:14:50+07:00 Mauliana Mauliana mauli7079@gmail.com Reca Reca reca@poltekkesaceh.ac.id <p><strong>Background</strong>: The prevalence of individuals with dental and oral problems in Aceh is 55.34%. One of the reasons someone neglects their dental and oral health issues is the poor perception of dental and oral hygiene maintenance. Malocclusion problems can exacerbate dental and oral hygiene conditions (OHI-S), hence the need for educational intervention for the community, especially students. Objective: To determine the relationship between the perception of dental and oral hygiene maintenance and OHI-S status in students with malocclusion in the Department of Nutrition at Poltekkes Kemenkes Aceh.</p> <p><strong>Method</strong>: This study is analytical with a cross-sectional design conducted on 69 students from the Department of Nutrition at Poltekkes Kemenkes Aceh. Students were examined for their OHI-S dental status and given a questionnaire about the perception of dental and oral hygiene; the sample selection criteria involved students with dental malocclusion. Instruments used: diagnostic tools set, KSP OHI-S, and questionnaires.</p> <p><strong>Results</strong>: The research shows that students with a good perception of oral hygiene maintenance dominate with a good OHI-S status, amounting to 22 (51.2%). Based on statistical test results, there is a relationship between the perception of oral hygiene maintenance and OHI-S status p=0.001 (p&lt;0.05).</p> <p><strong>Conclusion</strong>: It can be concluded that the perception of oral hygiene influences the OHI-S status in patients with dental malocclusion.</p> 2025-08-07T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 Mauliana, Reca