JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN

PEMBUATAN SABUN DENGAN EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (MUNTINGIA CALABURA) SEBAGAI ANTISEPTIK ALAMI

Elisa Putri, Putri Amilda, Meutia Putri Lubis, Weni Astari — Mon, 23 Dec 2024 00:00:00 +0000

Liquid soap is a liquid skin cleansing preparation made from soap base with the addition of other permitted ingredients and is used to cleanse the skin without causing irritation to the skin which can be caused by bacteria. This study aims to determine the effect of the addition of ethanol extract of kersen leaves in liquid soap preparations against Staphylococcus aureus bacteria. Liquid soap formulation of ethanol extract of kersen leaves (Muntingia calabura) was formulated in 3 (three) formulations, namely F1 soap preparation with 25% extract concentration, F2 with 30% kersen leaf ethanol extract concentration, and F3 with 35% kersen leaf ethanol extract concentration. Antibacterial testing was carried out using the disc diffusion method. The results of the antibacterial activity test of antiseptic liquid soap preparations F1 soap preparation has an inhibition of 16.82 mm, formulation 2 30% extract concentration has an inhibition of 19.52 mm, F3 extract concentration has an inhibition of 21.90 mm and positive control Dettol soap has an inhibition of 22.22 mm against Staphylococcus aureus bacteria. The conclusion of this study is that ethanol extract of kersen leaves has antibacterial activity against Staphylococcus aureus bacteria and the most optimal inhibitory concentration is kersen leaf extract soap preparation with a concentration of 35% with a very strong inhibition zone category.

GREEN SINTESIS ZNO MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium Guajava L.): STUDI DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis DAN PARTICLE SIZE ANALYZER

Miessya Wardani, Muhammad Rahul Ihsan Rery, Ibad Solihin — Mon, 23 Dec 2024 00:00:00 +0000

ZnO masih menjadi material yang banyak diaplikasikan pada berbagai bidang. Oleh karena itu, penelitian tentang sintesis ZnO masih terus dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mensintesis material ZnO menggunakan ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.). Sintesis dilakukan dengan beberapa variasi suhu proses sintesis dan hasil sintesis dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis dan particle size analyzer. Spektra UV-Vis antara ekstrak dan material hasil sintesis dibandingkan untuk menentukan keberhasilan sintesis. Berdasarkan hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis, didapatkan spektrum pada panjang gelombang 372-373 nm pada material hasil sintesis yang khas untuk ZnO. Selain itu, hasil analisis menggunakan particle size analyzer menunjukkan bahwa suhu yang digunakan selama sintesis akan mempengaruhi distribusi ukuran partikel ZnO.

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH KULIT NANAS DENGAN PROSES FERMENTASI

Mon, 23 Dec 2024 00:00:00 +0000

Peningkatan produksi nanas di Indonesia menghasilkan limbah kulit nanas yang melimpah, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Sementara itu, kebutuhan akan pupuk organik yang ramah lingkungan terus meningkat seiring dengan tren pertanian berkelanjutan. Penelitian ini mengkaji pembuatan pupuk organik cair berkualitas tinggi dari limbah kulit nanas melalui proses fermentasi. Tujuannya adalah mengevaluasi kualitas pupuk berdasarkan rasio C/N dan menganalisis pengaruh variasi nutrisi, konsentrasi EM-4, serta waktu fermentasi terhadap kandungan unsur hara. Metode yang digunakan melibatkan fermentasi 100 gram kulit nanas dalam 200 ml akuades dengan variasi rasio EM-4 (4, 8, 12 ml), jenis nutrisi (kombinasi gula merah, air kelapa, air cucian beras), dan waktu fermentasi (5, 10, 15, 20 hari). Hasil terbaik diperoleh pada kombinasi nutrisi gula merah:air kelapa:air cucian beras, konsentrasi EM-4 12%, dan waktu fermentasi 20 hari. Pupuk ini mengandung 0,28% nitrogen, 0,14% fosfor, 0,2% kalium, rasio C/N 1:10,06, 13,7 ppm besi, dan 8,71 ppm boron. Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan waktu fermentasi dan konsentrasi EM-4 mengoptimalkan dekomposisi, menghasilkan pupuk organik cair dengan kandungan nutrisi yang lebih baik. Temuan ini membuka peluang pemanfaatan limbah kulit nanas sebagai sumber pupuk organik cair yang efektif dan ramah lingkungan, sekaligus menawarkan solusi untuk mengurangi limbah pertaniaan.