KINERJA ALAT TIPE TRAY DRYER DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM SOLAR CELL UNTUK PENGERINGAN BIJI KAKAO
Main Article Content
Abstract
Pengeringan biji kakao yang dilakukan masyarakat saat ini masih secara manual (konvensional), yaitu dengan memanfaatkan energi cahaya matahari (dijemur), sehingga memakan waktu yang cukup lama. Tujuan penelitian ini adalah mempercepat proses pengeringan pada biji kakao dengan menggunakan alat pengering tipe tray dryer. Pengering tipe tray dryer yang dirancang memanfaatkan tenaga dari solar cell sebagai media pengeringan. Pada penelitian ini, alat tray dryer dirancang memiliki kapasitas 1 kg dengan 4 tray yang berbahan aluminium, alat ini juga dilengkapi dengan solar cell berkapasitas 50 watt-peak. Parameter yang diukur pada penelitian ini di antaranya, massa biji kakao sebelum pengeringan, massa biji kakao sesudah pengeringan, temperatur masuk biji kakao, temperatur keluar biji kakao, temperatur masuk udara, temperatur keluar udara, laju udara masuk, laju udara keluar, perpindahan panas konveksi, konduksi, radiasi, humidity, dan relatif humidity dengan variasi temperatur pengeringan 60℃ dan 70℃, serta variasi waktu pengeringan 15 menit sampai 180 menit. Menentukan efisiensi alat tray dryer dari perpindahan panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja dari alat tray dryer cukup optimal untuk mengeringkan biji kakao karena mampu menguapkan kadar air pada biji kakao dengan nilai akhir 11,88% pada temperatur 70℃ selama 180 menit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwasannya kualitas biji kakao sudah hampir mendekati ketentuan SNI-01-2323-2008 yaitu 7,5%. Hasil penelitian juga menunjukkan efisiensi thermal alat tertinggi dengan nilai 73,35% pada temperatur 70℃.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Badan Standarisasi Nasional Indonesia. (2008). Standarisasi Biji Kakao. Standar Nasional Indonesia. Jakarta.
Geankoplis, Christie J. (1993). Transport Processes and Unit Operations (3rd ed.). New Jersey: Prentice Hall.
Hatta, M., Syuhada, A., & Fuadi, Z. (2019). Sistim Pengeringan Ikan dengan Metode Hybrid. Jurnal POLIMESIN, 17(1), 9-18.
Hatmi, R.U., & Rustijarno, S. (2012). Teknologi Pengolahan Biji Kakao Menuju SNI Biji Kakao 01-2323-2008. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sleman. Vol. 5 No. 2 (2012) 5-25. Yogyakarta.
Himmelblau, D., & Bischoff, D.M. (2004). Analisis Proses dan Simulasi. Barcelona: Reverte SA.
Holman, J. (1995). Heat Transfer. (I. The McGraw-Hill Companies, ed.). New York.
Ikhsan, M., Muhsin, M., & Patang, P. (2018). Pengaruh Variasi Suhu Pengering terhadap Mutu Dendeng Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 2(Vol. 2), 114-122.
McCabe, W., Smith, J.C., & Harriot, P. (1993). Unit Operation of Chemical Engineering (5th ed.). United States of America: McGraw Hill Book,Co.
Riswandi, Makhsud, A., & Mahmuddin. (2020). Unjuk Kerja Pengeringan Kakao Tipe Tray Dryer Dengan Mengalirkan Udara Panas Secara Zik-Zak. Universitas Muslim Indonesia. Vol. 2, No. 7, 2020: 3-12. Makassar.
Sugiharti, E. (2008). Petunjuk Praktis Menanam Kakao. Binamuda Ciptakreasi. Vol. 2, No. 6 (2008) 76-100. Yogyakarta.
Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Vol. 1, No. 1, 245-253. Jakarta.