PENETAPAN KADAR KAFEIN PADA MINUMAN BERENERGI SEDIAAN SACHET YANG BEREDAR DI SEKITAR PASAR PETISAH MEDAN
Main Article Content
Abstract
Abstrak : Minuman energi adalah minuman yang ditujukan untuk menambah energi dan mencegah rasa kantuk bagi seseorang yang meminumnya. Komposisi minuman energi terdiri dari taurin, kafein, inositol, vitamin B3, B6, B12 dan pemanis buatan. Kafein merupakan perangsang sistem saraf pusat yang kuat. Orang yang minum kafein merasakan tidak begitu mengantuk, tidak begitu lelah, dan daya pikirnya yang lebih cepat dan lebih jernih. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah kadar kafein pada minuman berenergi sediaan sachet sudah sesuai dengan yang tertera pada etiket Metode penelitian dilakukan secara titrasi iodometri. Adapun sampel yang dianalisa adalah minuman berenergi yaitu Kuku Bima. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data kadar kafein untuk kode sampel BA = 49,89 mg, kadar kafein untuk kode BS = 47,97 mg, kadar kafein untuk kode sampel BJ = 46,32 mg. Untuk kadar kafein pada minuman berenergi semunya masih memenuhi syarat.
Kata Kunci : Minuman Berenergi, Kafein, Titrasi Iodometri.
Downloads
Article Details
References
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Tentang Hasil Sampling dan Pengujian Laboratorium Produk Minuman Suplemen yang Mengandung Kafein.
Buysse D.J, Reynolds C.F, Monk T.H, Berman S.R, Kupfer D.J. 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A New Instrument For Psychiatric Practice And Research. Psychiatry Research 28(2):193–213.
Clarke, R.J. & R. Macrae. 1989. Coffee Chmestry. Vol. I, II. Elsevier Applied Science. London and New York.
Clifford, M.N. 1985. Chemical And Physical Aspects Of Green Coffee And Coffee Products. M.N. Clifford & K.C.Wilson (Eds).
Daswin, N.B., Samosir, N.E. 2013. Pengaruh Kafein Terhadap Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Sumatera Utara. e-Jurnal FK-USU.
DepKes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Depkes 2006. Melawan Dampak Negative Kafein. Dalam Intisari. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Haryono, A. et al., 2009. Prevalensi Gangguan Tidur pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Sari Pediatri 11(3):149-154.
Hasnawati, 2005. Analisis Kuantitatif Kafein Dalam Minuman Suplemen Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. UNHALU. Kendari.
Hermanto, Sindhu. 2007. Kafein Senyawa Bermanfaat atau Beracunkah. Chem-Is-Try.Org Situs Kimia Indonesia.
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.23.3644 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan.
Olson, K. R., 2007. Lange Poisoning and Drug Overdose. 4th ed., McGraw-Hill.
Sunaryo, Wilmana. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. FK UI. Jakarta.
Underwood, A.L., Day, RA. 1993. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi V. Erlangga. Surabaya.
Ware, Krista. 1995. Caffeine and Pregnancy Outcome, University Of California Los Angeles. Diakses Tanggal 1 Mei 2008.
Wunas, Yeanny, Susanti S. 2001. .Analisis Kimia Farmasi Kwantitatif. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin. Makasar.