JURNAL MUTIARA KESEHATAN MASYARAKAT https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM <p style="text-align: justify;">Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat merupakan jurnal yang dipublikasikan oleh Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia sejak 8 Juni 2016 dengan SK no. 0005.25278185/JI.3.1/SK.ISSN/2016.06. Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat dipublikasikan dua kali dalam setahun yakni di bulan Juni dan Desember.</p> <p style="text-align: justify;"><strong>ISSN: 2527-8185 (media online).</strong></p> en-US hanapurba29@gmail.com (Hana Ike Dameria Purba) rasyidridlo29@gmail.com (Muhammad Rasyid Ridlo) Mon, 07 Jul 2025 14:50:47 +0700 OJS 3.3.0.13 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 SKEMA REMUNERASI DOKTER DI RUMAH SAKIT DALAM SISTEM ASURANSI KESEHATAN: LITERATURE REVIEW https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/5962 <p><strong>Latar belakang:</strong> Remunerasi dokter adalah pemberian apresiasi berupa imbalan atas kontribusi dan kinerja dokter di rumah sakit. Remunerasi dokter di Indonesia sebagian besar menggunakan skema retrospektif yaitu <em>fee for service</em>. Terdapat kesenjangan antara <em>fee for service</em> dengan tarif paket <em>Indonesia Case Based Group</em> (INA-CBG) pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga menimbulkan ketidakpuasan dokter. Belum ada acuan standar pemberian remunerasi dokter dalam pelayanan pasien JKN.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> mengetahui skema remunerasi dan imbalan jasa yang diberikan bagi dokter di rumah sakit dalam pelaksanaan asuransi kesehatan dan dampaknya terhadap pelayanan.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian ini melakukan tinjauan terhadap literatur terkait skema remunerasi dengan melakukan penelusuran pada database PubMed, Scopus dan Sciencedirect dan EBSCO dengan menggunakan kata kunci <em>physician, remuneration, salary, wage, incentive dan health insurance</em>. Metode PRISMA digunakan untuk mendapatkan jurnal berbahasa inggris dan <em>full open access</em> sesuai kriteria inklusi penelitian di rumah sakit dan pembiayaan melalui asuransi kesehatan pada 10 (sepuluh) tahun terakhir.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Penelusuran menghasilkan 1.387 artikel sesuai kriteria pencarian dengan 11 artikel memenuhi kriteria inklusi dan dilakukan sintesis data. Skema yang digunakan adalah <em>fee for service, activity based, value based payment, dan pay for performance.</em> Skema <em>pay for performance</em> terbanyak digunakan dan dapat meningkatkan produktivitas dokter tanpa meningkatkan biaya pelayanan kesehatan. Evaluasi kebijakan skema remunerasi dokter di rumah sakit dapat dilakukan seiring kebijakan pembiayaan kesehatan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pelayanan</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Terdapat berbagai skema remunerasi dokter di rumah sakit dalam memberikan pelayanan pada jaminan kesehatan. Pemilihan skema yang digunakan dapat dari hasil evaluasi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan asuransi kesehatan.</p> Raden Chandra Meydia Kundrawan, Yaslis Ilyas Copyright (c) 2025 Raden Chandra Meydia Kundrawan, Yaslis Ilyas https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/5962 Mon, 07 Jul 2025 00:00:00 +0700 HUBUNGAN USIA, MASA KEJA DAN POTENSI BAHAYA ERGONOMI TERHADAP KELUHAN GANGGUAN OTOT RANGKA AKIBAT KERJA (GOTRAK) PADA PEKERJA PT. X https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/6017 <p><strong>Latar belakang:</strong> Gangguan Otot dan Rangka Akibat Kerja (GOTRAK) sering terjadi pada pekerjaan manual yang melibatkan aktivitas fisik berat dan gerakan berulang. Hasil pengukuran ergonomi di PT. X tahun 2023 menunjukkan 7 pekerja memiliki risiko ergonomi tinggi, 8 pekerja risiko sedang, dan 3 pekerja risiko rendah. Survei keluhan menunjukkan bagian tubuh yang paling sering terasa nyeri adalah punggung bawah, leher, dan bahu akibat aktivitas manual mengangkat dan memindahkan beban 10–50 kg secara berulang selama 8 jam kerja. Kondisi ini menunjukkan adanya potensi bahaya ergonomi yang signifikan dan perlu diteliti lebih lanjut hubungannya dengan usia, masa kerja, dan keluhan GOTRAK.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, masa kerja, dan potensi bahaya ergonomi terhadap keluhan GOTRAK pada pekerja PT. X, sebuah perusahaan manufaktur.</p> <p><strong>Metode:</strong> Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang (<em>cross-sectional</em>) terhadap seluruh pekerja TKBM dan <em>outsourcing</em> di departemen pengolahan tepung gandum, dengan total responden sebanyak 40 orang. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan kuesioner menggunakan <em>checklist</em> SNI 9011:2021. Analisis data dilakukan secara <em>univariat</em> dan <em>bivariat</em> menggunakan uji <em>Korelasi</em> <em>Spearman</em>.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami keluhan pada tangan (37,5%) dan punggung bawah (47,5%). Terdapat hubungan yang signifikan antara usia, masa kerja, dan potensi bahaya ergonomi terhadap keluhan GOTRAK (p&lt;0,05). Korelasi terkuat ditemukan pada lutut, tangan, dan punggung bawah untuk variabel usia, serta leher dan kaki untuk variabel masa kerja.</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Usia, masa kerja, dan potensi bahaya ergonomi memiliki hubungan signifikan terhadap keluhan GOTRAK. Diperlukan intervensi ergonomi dan pelatihan teknik kerja untuk menurunkan risiko GOTRAK di lingkungan kerja<strong>. </strong></p> <p><strong>Saran:</strong> Perusahaan disarankan untuk melakukan evaluasi ergonomi berkala, menyediakan pelatihan pengangkatan beban, serta memperbaiki sistem kerja manual <em>handling</em> guna menekan keluhan GOTRAK. </p> Kolipatul Koiriyah Aldawiyah, Sestiono Mindiharto Copyright (c) 2025 Kolipatul Koiriyah Aldawiyah, Sestiono Mindiharto https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/6017 Mon, 07 Jul 2025 00:00:00 +0700 HUBUNGAN KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN DAN APD PERAWAT TERHADAP INFEKSI NOSOKOMIAL PHLEBITIS DI RS X GRESIK https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/6056 <p><strong>Latar belakang</strong>: Pada tahun 2022–2024, Tim PPI di Rumah Sakit X Gresik Utara mencatat 327 kasus infeksi nosokomial, termasuk peningkatan <em>phlebitis</em> dari 1,15% (2022), 0,82% (2023), menjadi 1,3% (2024). Meski pencegahan infeksi menjadi indikator SPM rumah sakit, sebagian tenaga kesehatan belum sepenuhnya menerapkannya.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Mengetahui hubungan antara kepatuhan kebersihan tangan dan penggunaan APD perawat terhadap kejadian infeksi nosokomial <em>Phlebitis</em> di Rumah Sakit X Wilayah Gresik Utara.</p> <p><strong>Metode</strong>: Penelitian kuantitatif dengan desain <em>cross</em>-<em>sectional</em> pada 83 perawat di RS X Gresik Utara, menggunakan kuesioner valid, observasi SOP, dan data <em>Phlebitis</em> 2022-2024. Analisis menggunakan uji <em>contingency coefficient</em>.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Terdapat hubungan signifikan antara kepatuhan kebersihan tangan dengan kejadian <em>Phlebitis</em> (p = 0,000; C = 0,447), namun tidak terdapat hubungan signifikan antara kepatuhan penggunaan APD dengan <em>Phlebitis</em> (p = 0,184; C = 0,144).</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Kepatuhan kebersihan tangan berhubungan signifikan dengan <em>Phlebitis</em>. Edukasi rutin dan pelatihan kepada perawat penting untuk meningkatkan kepatuhan. Temuan ini dapat menjadi dasar program pengabdian masyarakat dalam pencegahan infeksi di fasilitas layanan kesehatan.</p> Imaya Dhama Yanti, Zufra Inayah Copyright (c) 2025 Imaya Dhama Yanti, Zufra Inayah https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/6056 Mon, 07 Jul 2025 00:00:00 +0700 HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN BURNOUT SYNDROME PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT X https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/6071 <p><strong>Latar belakang</strong>: Burnout <em>syndrome</em> merupakan kondisi kelelahan secara fisik, mental, dan emosional yang umum terjadi pada perawat akibat beban kerja yang tinggi dan tekanan dalam lingkungan kerja. Tingginya intensitas interaksi langsung dengan pasien, keluarga, dan tim medis menjadikan perawat lebih rentan mengalami burnout. Kondisi ini dapat mengganggu kinerja serta menurunkan mutu pelayanan keperawatan, sehingga penting untuk diteliti lebih lanjut.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat beban kerja dengan burnout syndrome pada perawat yang bekerja di ruang rawat inap di Rumah Sakit X.</p> <p><strong>Metode</strong>: Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan desain <em>cross-sectional</em>. Sampel sebanyak 68 orang dari total 81 populasi diambil menggunakan metode <em>simple random sampling</em> berdasarkan rumus Slovin. Instrumen berupa kuesioner berskala ordinal digunakan untuk mengukur variabel. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Sebanyak 47,1% perawat mengalami beban kerja yang tinggi, dan 50% mengalami burnout syndrome dalam kategori tinggi. Uji Spearman menunjukkan hasil p = 0,000 (&lt;0,05) dengan nilai r = 0,593, yang berarti terdapat hubungan kuat dan searah antara beban kerja dan burnout.</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Semakin berat beban kerja yang diterima oleh perawat, semakin tinggi pula risiko mengalami burnout. Oleh karena itu, rumah sakit perlu memberikan dukungan seperti konseling, pelatihan, dan penguatan psikologis untuk mencegah burnout dan menjaga kualitas kerja perawat.</p> Rindy Ayu Safitri, Nugrahadi Dwi Pasca Budiono Copyright (c) 2025 Rindy Ayu Safitri, Nugrahadi Dwi Pasca Budiono https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/6071 Mon, 07 Jul 2025 00:00:00 +0700 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA PENGEMUDI OJEK ONLINE DI GRESIK TAHUN 2025 https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/6054 <p><strong>Latar Belakang: </strong>Kelelahan kerja ialah isu kesehatan yang umum dialami pengemudi ojek online dan dapat menurunkan keselamatan serta produktivitas. Faktor seperti usia, durasi tidur, jam kerja, serta masa kerja diduga berperan dalam hal ini.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Studi ini bertujuan guna mengidentifikasi faktor-faktor yang memiliki keterkaitan dengan tingkat kelelahan kerja pada pengemudi ojek online di Kabupaten Gresik tahun 2025.</p> <p><strong>Metode</strong>: Studi ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, di mana data dikumpulkan pada satu waktu tertentu. Sebanyak 100 responden dilibatkan dalam penelitian ini, yang pemilihannya dilakukan secara sengaja melalui pendekatan purposive sampling, yakni metode pemilihan sampel secara sengaja berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner, dan analisis hubungan antar variabel dijalankan menerapkan uji statistik Spearman Rank.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Mayoritas responden tercatat mengalami kelelahan kerja pada tingkat sedang, ialah sebesar 71%. Berdasarkan hasil analisis statistik, ditemukan adanya hubungan yang bermakna secara signifikan antara variabel durasi tidur (p = 0,046) serta jam kerja (p = 0,041) dengan tingkat kelelahan kerja. Sementara itu, variabel usia (p = 0,186) serta masa kerja (p = 0,591) tidak menunjukkan korelasi yang signifikan terhadap tingkat kelelahan yang dialami oleh responden.</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Durasi tidur serta jam kerja ialah faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja. Perlu upaya edukasi manajemen waktu dan intervensi kebijakan dari aplikator untuk mengurangi risiko kelelahan pada pengemudi ojek online.</p> Mar'atus Sholihah Agustin, Sestiono Mindiharto Copyright (c) 2025 Mar'atus Sholihah Agustin, Sestiono Mindiharto https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/6054 Mon, 07 Jul 2025 00:00:00 +0700 HUBUNGAN POSTUR KERJA DAN DURASI KERJA DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PENGEMUDI BUS TRANSJATIM https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/6055 <p><strong>Latar belakang</strong>: Data BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa MSDs menempati peringkat ke-2 penyakit akibat kerja (PAK) di Indonesia setelah gangguan pernapasan, dengan 52.500 kasus terdaftar dalam periode 2021-2023. Penelitian yang melibatkan 9.482 pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia menunjukkan bahwa gangguan muskuloskeletal (MSDs) merupakan kondisi paling umum dengan proporsi 16%, diikuti oleh penyakit kardiovaskular sebesar 8%, gangguan sistem saraf 5%, gangguan pernapasan 3%, serta penyakit pada telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) sebesar 1,5%.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Mengetahui hubungan antara postur kerja</p> <p>dan durasi kerja dengan kejadian MSDs.</p> <p><strong>Metode</strong>: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi <em>cross-sectional</em>. Jumlah sampel sebanyak 54 pengemudi yang dipilih menggunakan teknik <em>total sampling</em>. Data dikumpulkan melalui kuesioner <em>Nordic Body Map</em> (NBM) untuk mengukur keluhan MSDs dan metode <em>Rapid Entire Body Assessment</em> (REBA) untuk menilai postur kerja. Analisis data menggunakan uji Spearman dan <em>Somers’d.</em></p> <p><strong>Hasil</strong>: Mayoritas pengemudi memiliki postur kerja dengan risiko rendah (55,6%) dan durasi kerja lebih dari 10 jam per hari (77,8%). Sebagian besar responden mengalami keluhan MSDs ringan (59,3%). Terdapat hubungan yang signifikan antara postur kerja dengan kejadian MSDs (p = 0,000; ρ = 0,489) dan antara durasi kerja dengan kejadian MSDs (p = 0,000; r = 0,524).</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Postur kerja dan durasi kerja berkontribusi terhadap kejadian MSDs pada pengemudi. Penelitian ini merekomendasikan perbaikan aspek ergonomi kerja serta manajemen waktu kerja guna mengurangi risiko MSDs</p> Yuliana Kusuma Wardini, Zufra Inayah Copyright (c) 2025 Yuliana Kusuma Wardini, Zufra Inayah https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/6055 Mon, 07 Jul 2025 00:00:00 +0700 EFEKTIVITAS PEMBERIAN INTERVENSI PIJAT OKSITOSIN PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA DENGAN MASALAH MENYUSUI TIDAK EFEKTIF https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/6044 <p><strong>Latar belakang</strong>: <em>Post</em> partum merupakan periode pemulihan organ reproduksi setelah persalinan, yang melibatkan adaptasi fisiologis dan psikologis ibu. Kecemasan sering terjadi pada ibu <em>post sectio caesarea</em> yang dapat menghambat produksi Air Susu Ibu (ASI). Penurunan produksi ASI dapat disebabkan oleh keterlambatan inisiasi menyusui, efek anestesi, serta kurangnya stimulasi hormon oksitosin dan prolaktin. Pijat oksitosin merupakan metode yang terbukti efektif meningkatkan produksi ASI dengan merangsang hormon oksitosin.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Mengetahui efektivitas pijat oksitosin dalam mengatasi kecemasan dan menyusui tidak efektif pada ibu <em>post sectio caesarea</em> di ruang maternal KIAT RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta</p> <p><strong>Metode</strong>: Laporan kasus asuhan keperawatan dari tahap pengkajian hingga tahap evaluasi.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Terdapat peningkatan produksi ASI setelah 2 hari diberikan intervensi pijat oksitosin dengan 15 menit tiap pertemuan.</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Pijat oksitosin terbukti efektif dalam mengatasi masalah menyusui tidak efektif pada ibu <em>post</em> <em>partum</em>, yang ditunjukkan dengan meningkatnya produksi ASI.</p> <p><strong>Saran:</strong> Perawat disarankan untuk menerapkan pijat oksitosin sebagai intervensi bagi pasien dengan masalah menyusui tidak efektif sesuai dengan perkembangan teori. Selain itu, perawat juga perlu memberikan edukasi kepada suami dan keluarga agar mereka dapat berperan aktif dalam mendukung proses menyusui, termasuk dalam penerapan pijat oksitosin.</p> Adetia Pramesti Rinarta, Diah Nur Annisa Copyright (c) 2025 Adetia Pramesti Rinarta, Diah Nur Annisa https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/6044 Thu, 17 Jul 2025 00:00:00 +0700 ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PESERTA JKN PINDAH FKTP DI UPT PUSKESMAS PEKAN LABUHAN https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/5987 <p>Setiap pasien akan menjadi lebih puas dengan mutu pelayanan kesehatan. Survei awal yang dilakukan terhadap sepuluh pasien menunjukkan bahwa enam dari mereka memilih untuk pindah ke FKTP karena beberapa alasan. Salah satunya adalah lokasi tinggal yang terlalu jauh, layanan petugas yang tidak ramah dan tidak cepat tanggap, dan ketersediaan alat kesehatan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien. Tujuannya adalah untuk menyelidiki variabel yang memengaruhi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang pindah ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Penelitian ini dianggap deskriptif kualitatif karena hasilnya tidak diperoleh melalui teknik statistik atau metode lainnya. Dalam penelitian ini, ada lima (lima) informan: satu informan kunci, satu informan utama, dan tiga informan triangulasi. Analisis data kualitatif melibatkan tahapan pengurangan, penampilan, dan validasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas perlu ditingkatkan karena fasilitas yang tidak memadai, jarak lokasi yang tidak terlalu jauh, dan sarana transportasi yang mudah ditemukan dan tidak membutuhkan biaya yang signifikan. Selain itu, penampilan petugas yang ramah dan sopan menunjukkan bahwa mereka telah melakukan pekerjaan dengan baik. Kesimpulannya adalah bahwa ketersediaan fasilitas tidak memadai; jarak lokasi tidak terlalu jauh karena transportasi mudah ditemukan dan tidak membutuhkan biaya yang besar; dan petugas telah melayani dengan baik—mereka ramah, sopan, dan cepat tanggap.</p> Andini Mentari Tarigan, Dyna Safitri Rakhelmi Rangkuti, Muhammad Adiul Ilham, Uli Rahmadhani Copyright (c) 2025 Andini Mentari Tarigan, Dyna Safitri Rakhelmi Rangkuti, Muhammad Adiul Ilham, Uli Rahmadhani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/5987 Sat, 26 Jul 2025 00:00:00 +0700 PROGRAM BUNA SEHAT SEBAGAI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN PARTISIPATIF UNTUK PENCEGAHAN STUNTING https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/5973 <p><strong>Latar belakang</strong>: Masalah stunting masih menjadi tantangan utama dalam pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu pendekatan strategis dalam mengatasinya adalah dengan melibatkan komunitas melalui program berbasis masyarakat.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan Program BUNA SEHAT sebagai salah satu upaya menurunkan angka stunting, mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat dalam setiap tahap program, serta menilai potensi keberlanjutan dan tantangan yang dihadapi selama implementasinya. Outcome dari penelitian ini adalah tersusunnya pemahaman yang komprehensif mengenai praktik promosi kesehatan berbasis komunitas yang efektif, yang dapat dijadikan dasar pengembangan strategi intervensi berkelanjutan untuk penurunan angka stunting di tingkat lokal maupun nasional.</p> <p><strong>Metode</strong>: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan melibatkan informan dari kalangan kader posyandu, bidan desa, ibu PKK, kelompok sasaran ibu hamil dan menyusui, karang taruna, serta perwakilan akademisi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan teknik tematik.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi multi-pihak mampu meningkatkan efektivitas pelaksanaan program, terutama dalam penyebaran informasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Meski demikian, tantangan seperti keterbatasan dana, rendahnya partisipasi remaja, serta kurangnya kesinambungan koordinasi masih perlu diatasi.</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Partisipasi aktif masyarakat dan sinergi lintas sektor terbukti menjadi kunci keberhasilan program promosi kesehatan berbasis komunitas. Temuan ini memberikan kontribusi ilmiah dalam pengembangan model intervensi partisipatif dan memiliki implikasi penting bagi pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam upaya pencegahan stunting.</p> Ari Setiawan, Diah Indriani Copyright (c) 2025 Ari Setiawan, Diah Indriani https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMKM/article/view/5973 Mon, 28 Jul 2025 00:00:00 +0700