https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Elektromedik/issue/feedJURNAL MUTIARA ELEKTROMEDIK2025-08-26T09:39:01+07:00Fitri Apriyulidafitri.apriyulida@yahoo.comOpen Journal Systems<p>Jurnal Mutiara Elektromedik diterbitkan oleh Program Studi DIII Teknologi Elektro-Medis Fakultas Pendidikan Vokasi Universitas Sari Mutiara Indonesia di Medan sebagai media untuk menyalurkan pemahaman tentang asfek-asfek sain dan teknologi informasi berupa hasil penelitian lapangan atau laboratorium maupun studi pustaka dengan Scope : Teknologi Elektromedik, Teknik Elektro, Teknologi Radiologi Pencitraan, Teknologi Instrumentasi, Fisika medis, Rekam Medis dan Sistem Informasi Kesehatan. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun yakni bulan Juni dan Desember.</p> <p><strong>E-ISSN: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1515406017">26147963</a> (Online-Elektronik) | Terakreditasi <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/11157">SINTA 5</a></strong></p>https://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Elektromedik/article/view/6190PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGHITUNG TETESAN CAIRAN INFUS BERBASIS NODE MCU2025-07-17T10:58:30+07:00Istiana Ruswitaistiana.mdp@gmail.comMuhammad Afdhaluddinmafdhal.udin@fmipa.unila.ac.idWahyudi Syaputrawahyudi@gmail.com<p>Infusion pump merupakan perangkat medis kategori life support yang berfungsi mengalirkan cairan atau obat ke tubuh pasien dengan laju aliran (flow rate) yang terkontrol. Mengingat keterbatasan tenaga medis dalam memantau secara manual, diperlukan alat otomatis yang mampu menghitung volume cairan dan mengatur waktu pemberian secara presisi.<br>Penelitian ini menggunakan pendekatan desain instrumen pada alat infusion pump. Hasil pengujian menunjukkan adanya selisih antara nilai pengaturan dan hasil aktual, yaitu 0,005% untuk 20 tts/jam, 0,25% untuk 40 tts/jam, dan 0,16% untuk 60 tts/jam. Selisih ini dipengaruhi oleh akurasi komponen dan penyempurnaan sistem pemrograman. Oleh karena itu, disarankan agar perancang alat, khususnya di bidang elektromedis, lebih memperhatikan pemilihan komponen dan standar prosedur teknis agar alat yang dikembangkan memenuhi standar klinis dan keselamatan pasien.<br>Kata Kunci : infusion pump, flow rate, otomatisasi, alat medis.</p>2025-07-21T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Istiana Ruswita, Muhammad Afdhaluddin, Wahyudi Syaputrahttps://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Elektromedik/article/view/6192MONITORING KELEMBABAN TANAH PADA TANAMAN MENGGUNAKAN SENSOR KELEMBABAN TANAH YL-692025-07-17T11:03:03+07:00Wahyu Aji Pulunganaji.wahyu77@gmail.comFahrur Riza Priyanafahrurrizap@eng.unila.ac.id<p>Perkembangan teknologi sangat pesat, bahkan sudah memasukin ranah mikro. Mikrokontroler sudah menjadi hal yang wajar bagi masyarakat, kemudahan menggunakannya dan mendapatkannya menjadi nilai tambah bagi teknologi ini. Kegiatan dapat semakin dipermudah dengan adanya perkembangan teknologi untuk sistem pemantauan dan pengontrolan, salah satunya ialah dengan menggunakan mikrokontroler. Mikrokontroler dapat digunakan untuk memantau kondisi kelembaban tanah dengan bantuan sensor tanah YL-69. Sistem yang dibangun mikrokontroler dengan sensor dapat diarahkan menuju IoT dengan menggunakan server cloud ubidots. Data hasil dari sensor yaitu berupa nilai kelembaban tanah pada tanaman akan diproses oleh mikrokontroler yang kemudian dikirim ke server cloud tersebut. Dengan cara tersebut, data sensor dapat dilihat secara realtime dan dapat diakses dimanapan asalkan terhubung dengan internet.</p>2025-07-21T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Wahyu Aji Pulungan, Fahrur Riza Priyanahttps://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Elektromedik/article/view/6193MIKROKONTROLER UNTUK PERANCANGAN KONTROL TEMPERATUR PADA ALAT BLOOD INFUSION WARMER2025-07-17T14:14:57+07:00Riska Amalia Praptiwi -riskamaliatiwi93@fmipa.unila.ac.idMuhammad Ikhsanmuhikhsan@fmipa.unila.ac.idS. Samsugis.samsugi@teknokrat.ac.id<p><strong>Salah satu prosedur medis yang umum dilakukan untuk menyelamatkan pasien adalah tranfusi darah. Suhu darah yang terlalu rendah atau tinggi dapat menimbulkan komplikasi medis, maka selama transfusi sangat penting untuk menjaga suhu darah pada tingkat yang tepat. Sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk membantu mengatasi masalah tersebut dengan merancang dan mengembangkan kontrol temperatur pada alat <em>blood infusion warmer </em>berbasis mikrokontroler. Mikrokontroler merupakan pengendali utama karena dapat mempertahankan suhu darah pada rentang suhu yang aman(36-37 °C). Terdapat sensor suhu berfungsi untuk memantau suhu darah dan mengirimkan data ke mikrokontroler dan dilanjutkan pengaturan elemen pemanas. Selanjutnya untuk memudahkan dalam mengoperasikan perangkat maka alat ini juga dilengkapi dengan antarmuka pengguna yang mudah dipahami. Pada hasil pengujian mendapatkan bukti akurasi yang tinggi. Sehingga alat pemanas infus darah ini dapat mempertahankan suhu darah dalam batas yang diinginkan. Selanjutnya diharapkan alat ini dapat menjadi alternatif dalam membantu praktik medis secara efisien.</strong></p>2025-07-21T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Riska Amalia Praptiwi -, Muhammad Ikhsan, S. Samsugihttps://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Elektromedik/article/view/6196ANALISA PEMELIHARAAN PREVENTIF PADA ALAT HEMODIALISA (FRESENIUS) DI UPTD RS DATU BERU TAKENGON2025-07-19T16:53:08+07:00SRI ULINAsriulina1994@gmail.comFAJAR ISTARA fajar@gmail.comHOTROMASARI DABUKKEhdabukke@gmail.comMHD. ALDI PRIMASYUKRAaldiprimasyukra.map@gmail.com<p><strong>Latar belakang</strong>: Hemodialisa adalah proses pembersihan darah dari zat-zat terlarut yang tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia atau toksin melalui proses penyaringan di luar tubuh manusia yang sisebabkan karena filtrasi pada ginjal yang tidak berfungsi. Pemeliharaan preventif merupakan langkah strategis untuk memastikan keandalan dan performa mesin hemodialisa dalam jangka panjang.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengimplementasikan prosedur pemeliharaan preventif pada mesin hemodialisa (fresenius).</p> <p><strong>Metode</strong>: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. .</p> <p><strong>Hasil</strong>: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pemeliharaan preventif secara berkala dapat mengurangi resiko kerusakan mendadak hingga 30% dan meningkatkan umur operasional mesin hingga 20%.</p> <p><strong>Simpulan</strong>: Penelitian ini menegaskan pentingnya pemeliharaan preventif untuk menjamin keselamatan pasien, efisiensi operasional, dan penghematan biaya perawatan jangka panjang.</p>2025-07-25T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 SRI ULINA, FAJAR ISTARA , HOTROMASARI DABUKKE, MHD. ALDI PRIMASYUKRAhttps://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Elektromedik/article/view/6198ANALISA UJI FUNGSI ALAT HBA1C2025-07-19T16:53:37+07:00MHD. ALDI PRIMASYUKRAaldiprimasyukra.map@gmail.comGERRY VERNANDO VELDERICK HASIBUAN gerry@gmail.comHAROLD SITUMORANG haroldsitumorang.hs@gmail.comSALOMO SIJABATslm.jabat@gmail.com<p><strong>Latar belakang</strong>: HbA1c terbentuk ketika gula darah (glukosa) berikatan dengan hemoglobin (protein dalam sel darah merah). Ikatan ini sangat kuat sehingga HbA1c dapat bertahan di dalam sel darah merah hingga 3 bulan. Jumlah HbA1c yang pembentukan HbA1c dipengaruhi langsung oleh kadar gula darah. Oleh karena itu, hasil pemeriksaan HbA1c dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai rata-rata kadar gula darah dalam kurun waktu sekitar tiga bulan. Ketepatan alat uji HbA1c sangat penting untuk memastikan hasil pemeriksaan tersebut dapat diandalkan</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Uji Fungsi Alat Hba1c Studi Kasus Pada PT. Elsi Seraya Makmur.</p> <p><strong>Metode</strong>: Alat uji HbA1c harus memenuhi standar internasional untuk akurasi dan presisi. Standar internasional tersebut adalah standar dari International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine (IFCC) dan National Glycohemoglobin Standardization Program (NGSP).</p> <p><strong>Hasil </strong>: Uji fungsi alat HbA1c bertujuan untuk mengevaluasi kinerja alat dalam hal ketepatan hasil (akurasi) dan ketelitian hasil (presisi) dibandingkan dengan nilai referensi yang telah ditetapkan.</p> <p><strong>Simpulan :</strong> Uji fungsi alat HbA1c dilakukan secara berkala untuk memantau kinerja alat dan memastikan bahwa hasil pemeriksaan yang dihasilkan tetap akurat dan dapat dipercaya<u>.</u></p>2025-07-25T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 MHD. ALDI PRIMASYUKRA, GERRY VERNANDO VELDERICK HASIBUAN , HAROLD SITUMORANG , SALOMO SIJABAThttps://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Elektromedik/article/view/6199RANCANG BANGUN ALAT PORTABLE WARMER CABINET BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO UNO R32025-07-19T16:54:05+07:00JOFAN RESTU JUA PUTRA ZENDRATOzjofan@gmail.comHOTROMASARI DABUKKEhdabukke@gmail.comSRI ULINAsriulina1994@gmail.comMHD. ALDI PRIMASYUKRAaldiprimasyukra.map@gmail.com<p><strong>Latar belakang</strong>: Portable warmer cabinet dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemanasan cairan infus secara efisien, ringan, dan praktis di berbagai kondisi. Alat ini bertujuan untuk memastikan suhu cairan infus hangat sebelum di berikan kepada pasien tetap steril dan menjadi Solusi dalam mengatasi hipotermia, serta siap digunakan tanpa memerlukan alat pemanas besar.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan alat portable warmer cabinet yang berukuran kecil atau efesien berbasis mikrokontroler Arduino uno R3, menggunakan sensor DS18B20, relay, heater dan LCD 16x2 I2C sebagai layar monitor. </p> <p><strong>Metode</strong>: Pendekatan eksperimen digunakan dalam penelitian ini, dengan data kuantitatif diperoleh dari pengukuran suhu, waktu pemanasan, dan konsumsi daya. Analisis naratif menggambarkan proses perancangan, pengembangan, dan pengujian alat.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Alat ini mampu menjaga suhu antara 37–50°C dengan deviasi ±0.5°C. Waktu pemanasan rata-rata adalah 8 menit untuk mencapai suhu optimal, dengan konsumsi daya 50 watt.</p> <p><strong>Simpulan</strong>: Portable warmer cabinet yang dirancang berhasil memenuhi kebutuhan akan alat pemanas praktis dan efisien untuk aplikasi medis.</p>2025-07-25T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 JOFAN RESTU JUA PUTRA ZENDRATO, HOTROMASARI DABUKKE, SRI ULINA, MHD. ALDI PRIMASYUKRAhttps://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Elektromedik/article/view/6200RANCANG BANGUN PEMANTAUAN SUHU PADA ALAT INFUSION WARMER CABINET PORTABLE BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO2025-07-19T16:54:47+07:00TOMI SAPUTRA HALAWAaktifselalu96@gmail.comHAROLD SITUMORANGharoldsitumorang.hs@gmail.comHOTROMASARI DABUKKEhdabukke@gmail.comKHAIRIL ABDILLAHkabdillah.medan@gmail.com<p><strong>Latar Belakang:</strong> Infusion Warmer Cabinet adalah perangkat medis untuk menghangatkan cairan infus sebelum diberikan ke pasien. Penelitian ini merancang sistem pemantauan suhu dengan sensor DS18B20 dan mikrokontroler Arduino Uno. Suhu ditampilkan pada LCD 16x2, dikendalikan oleh relay, dan diatur dengan tombol tekan. Pengujian menunjukkan sistem mampu memantau suhu dengan tingkat kesalahan rendah, menjadikannya alternatif perangkat pemantau penghangat infus.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Membuat rancang bangun pemantauan suhu pada alat penghangat cairan infus atau <em>warmer cabinet portable </em>berbasis <em>mikrokontroler</em> Arduino uno dengan inovasi memiliki sistem pemantauan, memiliki ukuran yang <em>portable, </em>dan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan alat <em>warmer cabinet </em>/ penghangat cairan infus yang sudah di jual belikan.</p> <p><strong>Metode </strong>Penelitian ini menerapkan pendekatan eksperimen, dimana data kuantitatif dikumpulkan melalui pengukuran suhu, durasi pemanasan.analisis naratif digunakan untuk mendeskripsikan proses perancangan, pengembang.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Perangkat ini dapat memantau suhu ruang cabinet samapai 70°C dengan toleransi deviasi ±0,5°C. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu optimal adalah 8 menit.</p> <p><strong>Simpulan</strong>: Alat Pemantauan suhu pada warmer cabinet portable yang telah dirancang berhasil memenuhi kebutuhan akan alat pemantau pemanas praktis dan efisien untuk aplikasi medis.</p>2025-07-25T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 TOMI SAPUTRA HALAWA, HAROLD SITUMORANG , HOTROMASARI DABUKKE, KHAIRIL ABDILLAHhttps://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Elektromedik/article/view/6323EFEKTIVITAS PENYULUHAN MANAJEMEN PERALATAN MEDIS DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN2025-08-19T16:07:58+07:00Muh Hafid Alkarim012021050011@students.itspku.ac.idEko Nugrohoekonugroho@itspku.ac.idIpin Prasojoipinprasojo@itspku.ac.idSetyo Adi Nugrohosetyoadinugroho@itspku.ac.id<p><strong>Peralatan Peralatan kesehatan merupakan komponen penting dalam peningkatan mutu pelayanan, sehingga diperlukan manajemen yang baik untuk menjamin keamanan dan efisiensi penggunaannya. Pengelolaan yang kurang tepat dapat menurunkan kualitas layanan dan membahayakan pasien, sehingga diperlukan intervensi edukasi berupa penyuluhan bagi tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas penyuluhan manajemen peralatan medis dalam menurunkan kesalahan pengelolaan di Puskesmas Jayengan Surakarta. Penelitian menggunakan desain kuasi-eksperimental pre-post test one group tanpa kontrol dengan sampel total 30 tenaga kerja. Intervensi berupa penyuluhan selama 1 jam meliputi perencanaan, pengoperasian, pemeliharaan, kalibrasi, dan penghapusan peralatan. </strong></p> <p><strong>Instrumen berupa kuesioner 15 soal pre-test dan post-test, dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed-Rank. Hasil menunjukkan rata-rata kesalahan menurun dari 3,03 menjadi 0,83 atau sebesar 72,5%, dengan p-value = 0,0000 yang menandakan perbedaan signifikan. Dengan demikian, penyuluhan manajemen peralatan medis terbukti efektif meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan dan disarankan dilakukan rutin sebagai pengabdian masyarakat untuk mendukung mutu pelayanan.</strong></p>2025-08-27T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Muh Hafid Alkarim, Eko Nugroho, Ipin Prasojo, Setyo Adi Nugrohohttps://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Elektromedik/article/view/6330ANALISIS PENGUJIAN ARUS BOCOR PADA PASIEN MONITOR BERDASARKAN METODE STANDAR IEC 62353:20142025-08-26T09:39:01+07:00Muhammad Imamul Akbarakbar.akbar2208@gmail.comRino Ferdian Surakusumahrino.ferdian@ikta.ac.idNik Zaidi Nik Bulyaminbmet.united@gmail.com<p><strong>Latar belakang</strong>: Keselamatan listrik pada peralatan medis merupakan aspek yang sangat krusial karena berhubungan langsung dengan perlindungan pasien dan tenaga medis. Arus bocor, meskipun kecil, dapat menimbulkan risiko kejutan listrik yang berbahaya. Oleh sebab itu, diperlukan standar internasional dalam pengujian keselamatan listrik, salah satunya IEC 62353, yang memberikan pedoman praktis dalam pemeriksaan rutin perangkat medis di lapangan.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan metode pengujian arus bocor pada pasien monitor berdasarkan standar IEC 62353, serta memberikan rekomendasi metode yang paling sesuai dalam menjamin keselamatan listrik peralatan medis.</p> <p><strong>Metode</strong>: menggunakan desain eksperimental dengan pengujian pada dua unit pasien monitor, yaitu Dinamap PRO400V2 dan Nihon Kohden. Instrumen yang digunakan adalah Electrical Safety Analyzer Bender UNIMET 810ST. Tiga metode utama dari IEC 62353 diterapkan, yaitu metode Langsung (Direct), Alternatif (Alternative), dan Diferensial (Differential). Data hasil pengujian dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan nilai arus bocor terhadap ambang batas standar.</p> <p><strong>Hasil</strong>: Hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh nilai arus bocor masih berada di bawah batas maksimum IEC 62353, yakni 500 µA untuk metode Langsung dan Diferensial, serta 1000 µA untuk metode Alternatif. Analisis menunjukkan bahwa metode Diferensial lebih sensitif, metode Langsung lebih stabil, sedangkan metode Alternatif dapat digunakan untuk peralatan dalam kondisi tidak aktif.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Pengujian menggunakan standar IEC 62353 terbukti efektif dalam memastikan keselamatan listrik pasien monitor. Hasil penelitian ini memiliki implikasi penting bagi pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam peningkatan kompetensi tenaga elektromedis dan upaya pemeliharaan peralatan medis agar tetap aman, andal, dan sesuai standar internasional.</p> <p> </p>2025-08-27T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Muhammad Imamul Akbar, Rino Ferdian Surakusumah, Nik Zaidi Nik Bulyaminhttps://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Elektromedik/article/view/6324AUDIT RISIKO KALIBRASI ALAT INFUS DAN SYRINGE MELALUI FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS2025-08-19T16:05:29+07:00Abd Rahimrahim150503@gmail.comRino Ferdian Surakusumahrino.ferdian@ikta.ac.idNik Zaidi Nik Bulyaminbmet.united@gmail.com<p><strong>Latar belakang</strong>: Infusion pump dan syringe pump merupakan perangkat medis kritis yang digunakan untuk pemberian cairan atau obat secara presisi kepada pasien. Kalibrasi secara berkala sangat penting untuk memastikan keakuratan dan keselamatan penggunaan alat. Namun, di beberapa fasilitas kesehatan di Malaysia, proses kalibrasi belum sepenuhnya mengikuti standar internasional, yang dapat berdampak pada mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien.</p> <p><strong>Tujuan</strong>: untuk menganalisis permasalahan dalam proses kalibrasi infusion pump dan syringe pump menggunakan pendekatan Failure Mode and Effects Analysis (FMEA), serta memberikan rekomendasi perbaikan yang relevan untuk meningkatkan mutu kalibrasi dan keselamatan pasien.</p> <p><strong>Metode</strong>:menggunakan desain deskriptif observasional melalui observasi lapangan di NIQ Engineering Sdn. Bhd., Malaysia, dan beberapa rumah sakit. Sampel terdiri dari 25 perangkat medis (15 infusion pump dan 10 syringe pump). Data dikumpulkan melalui pengukuran flow rate menggunakan Fluke IDA 4 Plus, uji oklusi, observasi lingkungan menggunakan thermohygrometer, serta wawancara teknisi. Analisis dilakukan dengan menghitung nilai Risk Priority Number (RPN) berdasarkan parameter Severity, Occurrence, dan Detection..</p> <p><strong>Hasil</strong>: menemukan beberapa permasalahan utama dalam proses kalibrasi, antara lain: penggunaan alat uji yang tidak tersertifikasi, penggunaan komponen tidak sesuai spesifikasi, ketiadaan SOP baku, serta kesalahan teknis oleh teknisi yang belum tersertifikasi. Nilai RPN tertinggi diperoleh pada kesalahan pengaturan alat uji (RPN = 270) dan penggunaan komponen tidak standar (RPN = 252).</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Penerapan standar ISO/IEC 17025, pelatihan teknisi yang berkelanjutan, audit independen, serta digitalisasi pencatatan kalibrasi sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan keamanan proses kalibrasi. Temuan ini memiliki implikasi penting dalam pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam upaya peningkatan keselamatan pasien, edukasi teknisi elektromedis, dan perbaikan mutu layanan rumah sakit secara menyeluruh.</p>2025-08-27T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Abd Rahim, Rino Ferdian Surakusumah, Nik Zaidi Nik Bulyamin