IDENTIFIKASI TELUR CACING HOOKWORM PADA TINJA PEKERJA KEBUN DI KECAMATAN TIGA PANAH KABUPATEN KARO
Abstract
Cacing tambang atau Hookworm yang termasuk dalam golongan Nematoda usus adalah spesies yaitu Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Hospes defenitif adalah manusia dan sebagaian besar dari Nematoda merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambar infeksi telu cacing Hookworm dan jenis telur cacing yang menginfeksi pekerja kebun di Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo. Metode penelitian menggunakan reagensia eosin 1% secara Direct Smear. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja kebun yang di Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo dengan sampel sebnayk 50 orang dengan kriteria sudah berkebun kurang lebih 5 tahun. Jenis penelitian ini bersifat Deskriptif Crossectional. Dari hasil pemeriksaan secara mikroskopis ditemukan 8 sampel atau 16% yang terimfeksi telur cacing Hookworm. Kesimpulan bahwa dengan tingginya jumlah yang terinfeksi telur cacing Hookworm pada petani yang berkebun karena kurang memperhatikan tingkat kebersihan dari diri maupun lingkungan. Disaranklan untuk mencegah infeksi cacing Hookworm perlu diadakan tentang bahaya, cara peneluran dan pencegahan cacing Hookworm, memberi pengobatan pada penderita serta menggunakan alas kaki saat bekerja.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
Â
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).