PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI LIMBAH KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN PADA MINYAK GORENG BEKAS UNTUK MENURUNKAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN PEROKSIDA

Main Article Content

Cut Masyithah
Barita Aritonang
Erdiana Gultom

Abstract

Kebutuhan akan konsumsi minyak goreng baik itu dalam skala rumah tangga maupun skala industri pangan seperti industri makanan (snack), kerupuk, mie instant semakin meningkat. Meningkatnya kebutuhan akan konsumsi minyak goreng mengakibatkan ketersediaan minyak di pasar kadang kala tidak mencukupi kebutuhan konsumen, sehingga kerap kali terjadi penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang dengan pemanasan suhu yang tinggi mengakibatkan terbentuk senyawa aldehida, keton, serta bau tengik, yang mempengaruhi mutu dan gizi bahan pangan yang digoreng. Alternatif pengolahan minyak goreng bekas adalah melalui proses adsorpsi dengan karbon aktif dari kulit durian. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida minyak goreng sebelum dan sesudah penggorengan secara berulang dengan dan tanpa pemberian arang aktif dari kulit durian. Penentuan kadar asam lemak bebas dengan metode Alkali-Asidimetri sedangkan penentuan kadar bilangan peroksida menggunakan titrasi iodometri. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa pembuatan arang aktif dari kulit durian telah berhasil dilakukan hal ini dapat dibuktikan dari hasil karakterisasi arang aktif setelah diaktivasi dengan HCL 2N telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh SNI No. 06-3730-1995 dengan kadar air 8,0146 %, kadar abu 3,3674 %, kadar zat terbang 2,7442 %, kadar karbon 85,5370. Kadar bilangan peroksida tanpa pemberian arang aktif untuk sampel A kadarnya 0,1368 meq/kg, sampel B kadarnya 0,1431 meq/kg, sampel C kadarnya 0,1449 meq/kg, sampel D kadarnya 0,1497 meq/kg masih memenuhi persyaratan SNI 01-3741-2002  yaitu 10 meq/kg O2, Kadar bilangan peroksida pada minyak dengan pemberian arang aktif untuk sampel A kadarnya 0,0295 meq/kg, sampel B kadarnya 0,0303 meq/kg, sampel C kadarnya 0,0312 meq/kg, sampel D kadarnya 0,0318 meq/kg. Semua sampel masih memenuhi memenuhi persyaratan SNI 01-3741-2002  yaitu 10 meq/kg O2. Kadar Asam Lemak Bebas pada minyak tanpa pemberian arang aktif untuk sampel A kadarnya 0,2186 %, sampel B kadarnya 0,3571 %, sampel C kadarnya 0,4826 %, sampel D kadarnya 1,3845 %. Semua sampel masih memenuhi syarat SNI 01-3741-2002  yaitu Memenuhi syarat SNI 01-3741-2002  yaitu ≤ 0,3%. Kadar Asam Lemak Bebas pada minyak dengan pemberian arang aktif untuk sampel A kadarnya 0,1961%, sampel B kadarnya 0,2431 %, sampel C kadarnya 0,2601 %, sampel D kadarnya 0,2798 %. Semua sampel masih memenuhi memenuhi syarat SNI 01-3741-2002 yaitu ≤ 0,3%.


Kata Kunci   :   Kulit Durian, Minyak Goreng Bekas, Karbon Aktif, Asam Lemak Bebas, Bilangan Peroksida.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles

References

Acar OC, Pollio M, Di Monaco R, Fogliano V, Gokmen V. 2012. Effect of Calcium on Acrylamide Level and Sensory Properties of Cookies. Food Bioprocess Technol, 5(5): 19-26.

Alyas, S.A., Aminah, A., and Nor, A.I. 2009. Change of β-Carotene Content During Heating of Red Palm Olein, Journal of Oil Research (Special Issue- April 2009): 99-120.

Aritonang, B. 2018. Daya Adsorpsi Karbon Aktif Dari Cangkang Kemiri Terhadap Kadar Bilangan Peroksida Pada Minyak Goreng Bekas. Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan Volume II, Nomor 1, Tahun 2018, Hal 21-30 e-ISSN 2615-3378.

Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Kelapa Sawit Indonesia.

Badan Standarisasi Nasional. SNI-3741-2002 (Standar Mutu Minyak Goreng). Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Dewi, M.T., Hidajati, N. 2012. Peningkatan Mutu Minyak Goreng Curah Menggunakan Absorben Bentonit Teraktivasi. Jurnal Kimia UNESA, 1(2): 47-52.

Idrus, Rosita, dkk, (2013), Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa, FMIPA Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia UIPress.

Lineback, D.R. 2012. The Chemistry of Complex Carbohydrates. Cho,S.S.,L.Prosky, dan M.Dreher (Eds.) Complex Carbohydrate In Foods. MarcelDekker, Inc. New York, pp. 117.

Nadirawati, Muthmainnah. 2010. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Kolesterol dan Penggunaan Minyak Jelantah (Waste Cooking Oil) Di Desa Neglasari Kecamatan Bojong Picung Cianjur. Jurnal Keperawatan Soedirman. Vol. 5, No. 2, hal. 58-65.

Ramdja, A Fuad, dkk. 2010. Pemurnian Minyak Jelantah Menggunakan Ampas Tebu Sebagai Adsorben. Jurnal Teknik Kimia Universitas Sriwijaya. Vol.17 No.1.

SNI. 2002. SNI-01-3741-2002: Standar Mutu Minyak Goreng. Badan Standarisasi Nasional.

SNI. 1995. SNI-06-3730-1995: Arang Aktif Teknis. Jakarta: Dewan Standarsisasi Nasional.

Subana, Sudrajat, 2005. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Thadeus, M.S. 2015. Bahaya Penggunaan Minyak Jelantah Bagi Kesehatan.http://fk.ugm.ac.id/2015/03/bahaya-minyak-jelantah. 25 Maret 2015, 15.51.

Wahjuni, S., Kostradiyanti, B. 2008. Penurunan Angka Peroksida Minyak Kelapa Tradisional Dengan Adsorben Arang Sekam Padi Ir 64 Yang Diaktifkan Dengan Kalium Hidroksida.

Widayat, Suherman & Haryani, K. 2006. Optimasi Proses Adsorbsi Minyak Goreng Bekas Dengan Adsorbent Zeolit alam: Studi Pengurangan Bilangan Asam. Jurnal Teknik Gelagar, 17, 77 – 82.