IDENTIFIKASI SOIL TRANSMITTED HELMINT PADA FESES TERNAK BABI MENGGUNAKAN METODE DIRECT SLIDE

Main Article Content

Monika Putri Solikah
Havida Widyastuti

Abstract

Until now, parasitic diseases that infect humans and animals have not been considered in Indonesia because these diseases do not cause clinical symptoms (subclinical). Gastrointestinal disease caused by worm parasites is a systemic disease that attacks the digestive tract of cattle. Traditional pig farming methods and poor hygiene are the main reasons for the spread of zoonoses that can be transmitted from pigs to humans. This study aims to identify nematode hosts by examining worm eggs in pig feces using the direct slide method. From a total of 20 stool samples, 3 samples were positive for nematode worm eggs. A stool sample that is identified as positive for worm eggs determines the level of parasitic infestation. Worm egg detection was carried out in the laboratory of the Faculty of Health Sciences University and analyzed descriptively, then the number of worm eggs was counted to determine the prevalence of endoparasites.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Solikah, M. P., & Widyastuti, H. (2023). IDENTIFIKASI SOIL TRANSMITTED HELMINT PADA FESES TERNAK BABI MENGGUNAKAN METODE DIRECT SLIDE. JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK, 8(1), 50–56. https://doi.org/10.51544/jalm.v8i1.3880
Section
Artikel

References

Agri F, 2011. Cara Mudah Usaha Ternak. Cahaya Atma. Yogyakarta.

Agustina KK, Sudewi NMA, Dharmayudha AAG, Oka IBM, 2016. Identifikasi dan Prevalensi Infeksi Saluran Cerna Anak Babi yang Dijual di Pasar Tradisional di Wilayah Provinsi Bali. Jurnal Veteriner Udayana. 8(1): 17-24.

Djaenudin, Irnawati Marsaulina dan Wirsal Hasan. “Analisis Cacing Hati

(Fasciola Hepatica) Pada Hati dan Feses Sapi yang Diambil dari Rumah.

Inriani AAS, Suwiti NK, Apsari IAP, 2017. Protozoa Gastrointestinal Eimeria auburnensis dan Eimeria bovis Menginfeksi Sapi Bali Betina Di Nusa Penida. Buletin Veteriner Udayana, 9(1): 112-116.

Inderiati, Dewi dkk. “Formalin Dengan Berbagai Pelarut tidak Efektif untuk

Mencegah Perkembangan Telur Ascaris Lumbricoides.” Jurnal Poltekkes Kemenkes 2016.

Nurhidayanti, N., & Permana, O. (2021). Perbandingan Pemeriksaan Tinja Metode Sediaan Dengan Metode Natif Dalam Mendeteksi Soil Transmitted Helmint. Jurnal Analis Laboratorium Medik, 6(2), 57–66. https://doi.org/10.51544/jalm.v6i2.2000

P, Y., & Adiansyah, A. (2019). Identifikasi Telur Cacing Soil Transmittted Helmint Pada Feses Anak SD INPRES 094151 Parapat Kabupaten Simalungun. Jurna Analis Laboratorium Medik, 4(2). Retrieved from http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/ALM/article/view/825

Subekti, S.S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Helminth Veteriner. Surabaya: Fakultas

Kedoktereran Hewan Universitas Eir langga, 2011.

Subronto dan Tjahajati, 2001, Seminar Nasional Teknologi Peternakan. “Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Serta Fasilitasi Penerapan KeamananProduk Pangan Asal Hewan, Dinas Peternakan Profinsi Jawa Barat.”Menejemen Kesehatan Hewan Ternak babi, 2014. Jakarta III, 2016.

Susanto, Inge dkk. Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. Jakarta: Badan

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008.

Supriadi dan Muslihin, 2014,Purnama Edy Santosa dan Siswanto. “Tingkat Infestasi Cacing Saluran Pencernaan pada Sapi Bali Di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu Provinsi Lampung. Lampung.” Jurnal Ilmiah Peternakan

Terpadu Vol. 3, no. 3 2015.

Syukron, Rosdiana. Parasitologi Kedokteran. Bandung: Yrama widya, 2014