UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BENGKUANG (Pachyrhizus erosus) TERHADAP Staphylococcusepidermidis dan Staphylococcus aureus

Authors

  • Suharyanisa Suharyanisa Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Syarifah Roslianizar Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Makarios Harefa Universitas Sari Mutiara Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.51544/jf.v10i2.4594

Abstract

Infeksi kulit merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang dapat menginfeksi luka pada permukaan kulit. Umbi bengkuang mengandung serat, inulin, vitamin C, flavonoid, dan daidzein yang bermanfaat untuk prebiotik, antidiabetes mellitus, immunomodulator, fitoestrogen, dan kecantikan. Bakteri Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus menyebabkan infeksi yang disertai nanah karena terjadi kerusakan jaringan. Berdasarkan uraian pada di atas maka, pada penelitian ini akan dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol bengkuang (Pachyrhizus erosus) terhadap Staphylococcus epidermis dan Staphylococcus aureus. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental metode difusi agar untuk menguji aktivitas antibakteri umbi bengkuang dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50% dan kontrol positif (Kloramfenikol) umbi bengkuang memiliki daya hambat antibakteri yang sedang terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus Epidermidis yang ditunjukkan dengan diameter hambat masing masing 7,70±24,50 mm, 8,13±1,00 mm, 8,34±34,39 mm, 10,4±1,00 mm, 13,3±3,60 mm dan 28,2±3,00 mm .Pada Staphylococcus Aureus memiliki daya hambat antibakteri hambat masing masing 7,32±57,74 mm, 7,45±32,78 mm, 8,33±24,75 mm, 11,4±1,52 mm, 13,2±1,00 mm dan 29,3±2,08 mm Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol umbi bengkuang (Pachyrhizus erosus) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus serta konsentrasi terbaik yang mampu memberikan pengaruh terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri adalah konsentrasi 50%.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adi, L. T. 2008. Tanaman Obat dan Jus untuk Mengatasi Penyakit Jantung,Hipertensi, dan Kolesterol. PT Agro Media Pustaka. Jakarta.

Agoes, G. (2007). Petunjuk Praktis Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta: PenebarSwadaya.

Didimus Tanah Boleng., 2015. Konsep-konsep Dasar Bakteriologi. Malang: Universitas Muhammadiyah. Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI. (1992). Pedoman umum giziseimbang. Jakarta: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. (2020) Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta: Depkes RI. Hal 306-536.

Hart, J.C., & Shears, P. (2004). Staphylococcus epidermidis. Medical Microbiology.

Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. Alih Bahasa: Huriwati Hartanto et al. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Juriah, J. (2003). Fraksinasi Ekstrak Biji Bengkuang (Pachyrrhizus erozus) yang Berpotensi Sebagai Antibakteri. Skripsi. IPB .Bogor

Lenny. 2016. Daya Hambat Ekstrak Buah Alpukat (Persea americama Mill) Terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keperawatan. Universitas Semarang. Semarang.

Lubis, Z., 2012. Kandungan bahan gizi dan sifat fungsional tepung akar bengkuang (Pachyrhizus erosus L. Urban). Jurnal Teknologi Dan Industri Pangan,23(1), hal. 28-34.

Maftuhah, A. Bintari, S.H. Mustikaningtyas, D. 2015. Pengaruh Infusa Daun Beluntas (Pluchea indica) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus epidermis. Unnes Journal of Life Science. 4(1), 60-65.

Muhammad, D. (2009). Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa Aktif dari Tumbuhan.Yogyakarta: Andi Fungi. Revista Mexicana de FITOPATOLOGIA, 22(3):356-361.

Pelczar, M. J., Chan, E. C. S., 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Pertiwi, R., & Saputra, H. M. (2018). Pengaruh perasan umbi bengkuang (Pachyrhizus erosus L.) terhadap gambaran histopatologi lambung mencit (Mus musculus L.) dengan model tukak lambung reza. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 5(2), 56±61.

Pramono, Y. B., & Widjanarko, S. B. (2012). Characterization ofoligosaccharides produced by black glutinous rice (Oryza sativa L. var glutinosa) fermentation with Lentinus edodes. Journal of the Science of Food and Agriculture, 92(10), 2079-2085.

Rachmawan, R. (2001). Pengaruh suhu pengeringan terhadap kandungan alkaloid simplisia Sambung Nyawa (Gynura procumbens). Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Radji, M. (2011). Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hal 201- 207.

Rhofita, E. I. (2016). Analisis kualitas dasar tepung bengkuang hasil pengeringansistem pemanas ganda. Journal Politeknik, 8(4), 11±16.

Roberfroid, M.B. (2015) Prebiotic and Probiotic are They Functional Food. J. Clint. Nytr.18:117-143.

Sandler, J. A. (2005). The phytochemical extraction and analysis of new flavonoids and saponins from the genus silphium. (Dissertation), The University of Texas at Austin.

Sarker, S.D., Nahar, L., & Kumarasamy, Y. (2006). Microtitre plate-based antibacterial assay incorporating resazurin as an indicator of cell growth, and its application in the in vitro antibacterial screening of phytochemicals. Methods, 42(4), 321-324.

Sinaga, A. (2004). Patogenesis Infeksi Staphylococcus Epidermidis. Berkala IlmuKedokteran, 36 (1), 47-52.

Sinurat, A. P., Pangaribuan, L. T., & Situmorang, P. (2019). Antibacterial activity of ethanol extract of Bengkuang (Pachyrhizus erosus) against Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, and Bacillus subtilis. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 299(1), 012075.

Sorensen, M., 1996. Yam Bean Pachyrhizus DC. International Plant Genetic Resources Institute. Italy.

Sorensen. (1996). Agronomi Bengkuang .Universitas Muhammadiah Malang.

Sulistyo. 1971. Farmakologi dan Terapi. Yogyakarta: EKG

Sutomo, Budi dan Kurnia, Dian. 2016. 378 Resep Jus & Ramuan Herbal. Jakarta: Kawan Pustaka.

Suyono Dan Hariyanto. (2014). Belajar dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar. (Cetakan Keempat). Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Syahrurahman, A., Sudiro, T. M., & Anggraeni, A. S. (2010). Potensi bakteri Staphylococcus epidermidis dari saluran kemih kambing sebagai agen probiotik. Wartazoa, 20(4), 199-208.

Van Steenis, C. G. G. J. 2005. Flora. Jakarta: PT. Pradnya Pramita.

Virgianti, D. P., S.Rochmanah, dan R. Resty, 2017. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Karuk (Piper sarmentosum Roxb) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus pyogenes. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, 17, pp. 8–15.

Warsa, U. C., 1994, Kokus Positif Gram, dalam Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Revisi, Staf Pengajar Fakultaas Kedokteran Universitas Indonesia, 103, Binarupa Aksara, Jakarta

Widyastana, I. W. Y., Kawuri, R., & Dalem, A. A. G. R. (2015). Keberadaan Bakteri Pantogen Vibrio cholerae Pada Beberapa Hasil PerikananYang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Denpasar. Metamorfosa: Journal of Biological Sciences, 2(1), 16–22.

Wiredu, C.B. 2014. Evaluation of Starch properties, Phytochemical Composition and Antimicrobial Activities of Yam Bean (Pachyrhizus erosus (L Urban.). Thesis Kwame Nkrumah University of Science and Technology.

World Health Organization. (2011). Antimicrobial resistance: global report onsurveillance 2014

Downloads

Published

2023-11-30