STUDI TANAMAN KHAS SUMATERA UTARA YANG BERKHASIAT OBAT
Abstract
Indonesia dikenal secara luas sebagai mega center keanekaragaman hayati (biodiversity) terbesar ke dua setelah Brazil di dunia, yang terdiri dari tumbuhan tropis dan biota laut. Indonesia juga Negara agraris yang memiliki areal pertanian dan perkebunan yang luas serta pekarangan yang dapat ditanami tumbuhan obat. Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional juga semakin banyak diminati oleh masyarakat karena telah terbukti bahwa obat yang berasal dari tumbuhan lebih menyehatkan dan tanpa menimbulkan adanya efek samping jika dibandingkan dengan obat-obatan yang berasal dari bahan kimia. Tumbuhan obat yang ditemukan di hutan banyak digunakan oleh masyarakat sekitar hutan sebagai pengobatan alternatif sehari-hari. Pengetahuan masyarakat tentang tumbuhan obat sudah berkembang, sehingga masyarakat sudah membudidayakan beberapa tumbuhan obat di kebun dan pekarangan rumah mereka.
Downloads
References
Abdiyani, S. 2008. Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah berkhasiat obat di dataran tinggi dieng. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Balai Penelitian Kehutanan Solo. Vol. V. No. 1 : 79-92.
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Buku. Kanisius. Yogyakarta. Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Barisan Desa Tongkoh Kabupaten Karo. Departemen Kehutanan USU.(Belum dipublikasikan). Medan.180.
Darwati, I. 2012. Budidaya dan Pasca Panen Pegagan (Centella asiatica). Artikel Majalah. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO). Hal. 25.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi aksara. Hal. 210.
Indriyanto. 2012. Dendrologi: Suatu Teori dan Praktik Menyidik Pohon. Bandar Lampung : Lembaga Penelitian Universitas Lampung. Hal. 232.
Karmilasanti, S. 2011. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat dan Pemanfaatannya Di Kawasan Tane oleh Desa Setulang Malinau, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Dipterokarpa. Vol. 5. No.1.
Rijaii, L. 2011. Penentuan kriteria ilmiah potensi tumbuhan obat unggulan Kelompok Bidang Ilmu Kimia Farmasi. Jurnal Kesehatan. Vol. 1. No. 2.
Riwanda, S. 2012. Keanekaragaman vegetasi tanaman obat di Tahura Bukit Barisan Selatan Tongkoh Kabupaten Karo. Skripsi. Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara. Hal. 65.
Satyareni, D. 2011. Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Infeksi Tropis dengan Menggunakan Forward Dan Backward Chaining. Jurnal Teknologi. Vol. 1 No. 2.
Utomo, B. 2013. Tanaman Obat di Hutan Pendidikan Sumatera Utara Kawasan Tahura Tongkoh. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Hal. 43.
Zuhud, E.A.M. 2009. Kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika dengan Pengembangan Potensi Lokal Ethno-Forest-Pharmacy (Ethno-Wanafarma) pada Setiap Wilayah Sosial-Biologi Satu-satuan Masyarakat Kecil. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.